“Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah (yang mengatur) pergantian malam dan siang, tidakkah kalian mengerti?”
(QS. Al-Mukminun : 80)
Kematian adalah rahasia Allah yang tidak seorangpun tahu kapan ia mati dan dimana tempatnya. Dengan mengingat mati maka seseorang
akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ketentuan Allah. Barangsiapa yang selalu mengingat kematian, akan lembut hatinya, menjadi baik amal dan perilakunya, serta akan terhalangi dan tidak berani melakukan maksiat, tidak melalaikan kewajiban, tidak lagi terpesona oleh gemerlapnya dunia, justru rindu berjumpa Tuhan-nya dan mengharapkan surga yang penuh kenikmatan.
Sebaliknya barangsiapa yang lupa akan kematian, maka akan keras hatinya, dan condong kepada dunia, dan sedikit amalan baiknya, serta panjang anganangannya. Maka mengingat kematian adalah nasehat yang paling mengena untuk menegurnya.
Rasulullah bersabda : “Cukuplah kematian menjadi pemberi nasehat (peringatan), dan masa sebagai pemisah. Hari ini di rumah-rumah, besok di kuburan (Diriwayatkan oleh Ibnu Assakir).
Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri untuk menghadapi kematian. Banyak orang yang takut mati, namun kenyataan sehari-hari dia berani berbuat dosa dan kemungkaran. Dia jarang membaca Alquran, meremehkan shalat berjamaah di masjid, pelit bersedekah dan mengeluarkan zakat. Tidak disebut siap untuk menghadapi kematian, kalau dia masih suka berghibah, mengadu domba, memenuhi hatinya dengan kedengkian, masih suka mendengarkan musik tak bermanfaat, menyia-nyiakan waktu dan umurnya dalam masalah yang belum diketahui benar atau salah serta masih mencintai dunia secara berlebihan.

