Oleh H. Basri A. Bakar
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadar : 4 – 5)
LaiLatuL Qadar merupakan malam kemuliaan yang sangat didambakan oleh umat muslim. Banyak yang berharap bisa berjumpa dengan malam yang datang pada saat-saat tertentu saja di bulan Ramadhan. Lailatul qadar adalah malam yang diberkahi yang didalamnya diturunkan al Qur’an sebagai pedoman sepanjang zaman. Kitab yang isinya tentang peta kehidupan memuat aqidah, syari’ah, tarikh dan hukum syara’. Malam Qadar memang tergolong istimewa, karena dalam Al Quran disebut bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan. Doa yang dipanjatkan pada malam itu akan dikabulkan.
Pendapat yang menyatakan tidak ada lagi malam yang diberkahi atau Lailatul Qadar tersebut dibantah oleh mayoritas ulama. Dikatakan, bahwa Lailatul Qadar terus ada sampai dunia ini kuamat. Hal tersebut berdasarkan informasi dari QS. Al-Qadr, yang diredaksikan dengan bentuk fi’il mudhori’ tanazzalu yang artinya (akan turun) Malaikat dan Jibril dengan izin Allah. Lailatul Qadar dapat ditemui di salah satu malam bulan Ramadhan.
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bagi kita umat Islam yang terpenting adalah percaya bahwa Lailatul Qadar itu ada, kemuliaannya lebih daripada malam seribu bulan, meskipun wujud dan cirinya masih dalam perbedaan pendapat ulama.
Mari kita berusaha menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan berbagai amalan sunat seperti qitamul lail, membaca Al Quran, berzikir, iktikaf di masjid, bersedekah dan lain-lain dengan rasa ikhlas. Siapa tahu di saat itulah Allah memberlakukan Malam Lailatul QadarNya untuk kita