Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. al-Maidah 105)
Ayat ini menerangkan tentang keharusan bahwa orang yang beriman harus teguh, kukuh dan tetap pada keimanannya. Karena keimanan itulah yang membawa manusia kepada jalan keridhaan Allah swt dan adanya petunjuk pada diri seseorang. Ayat ini juga berarti bahwa seseorang tetaplah ia berusaha memperbaiki dirinya, menyempurnakannya dan tetap berada di atas jalan yang lurus. Apabila seorang mukmin telah berada di atas jalan yang lurus, maka tidaklah membahayakan kamu orang yang tersesat, ia hanyalah membahayakan dirinya sendiri. Namun, ayat ini tidak berarti bahwa seseorang harus berdiam diri, dan tidka lagi memikirkan orang lain yang ada di sekitarnya, yaitu ia tetap memiliki kewajiban untuk menegakkan agama Allah yaitu dengan menyeru orang-orang yang ada di sekitarnya untuk berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.
Allah menegaskan bahwa tidak ada jalan untuk tidak berjumpa dengan-Nya, Allah tempat kembali, kemudian Allah menegaskan kembali, bahwa kita berjumpa dengan-Nya adalah dengan amalan kita sendiri, karena semua amalan akan diperlihatkan pada hari kiamat, yaitu hari yang tidak akan dikurangi sedikitpun dari amalan manusia, karena akan ditimbang oleh sang Maha Adil.
Kita mengimani bahwa Allah akan mengadili kita di Hari Pembalasan, tetapi kita tidak menyadari, bahwa dari detik ke detik, serta menit ke menit, untuk sampai ke kubur dan selanjutnya menunggu hari pembalasan tersebut. Sampai kapankah kita terus menerus melalaikan perkara keimanan tersebut? Semoga kita semua selalu berada dalam keimanan dan mengisi keimanan tersebut dengan amalan-amalan yang pada akhirnya amalan itulah yang akan diterangkan oleh Allah pada hari pembalasan. Wallahu a’lam bi shawaab.

