Gema JUMAT, 2 Oktober 2015
Oleh H. Basri A. Bakar
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari prasangka (zhan), karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu merupakan dosa.” (QS Al-Hujurat: 12)
Prasangka atau berburuk sangka kepada orang lain atau yang dalam bahasa Arab disebut su`uzhan mungkin sering hinggap di hati seseorang. Bahkan terkadang prasangka itu tiada berdasar dan tidak bisa dibuktikan. Padahal su`uzhan kepada sesama kaum muslimin tanpa ada alasan/bukti merupakan perkara yang sangat dilarang.
Al-Hafizh Ibnu Katsir r.a berkata, “Allah SWT dalam firmanNya melarang kita dari banyak prasangka, yaitu menuduh dan menganggap khianat kepada keluarga, kerabat dan orang lain tidak pada tempatnya. Karena sebagian dari persangkaan itu adalah dosa yang murni, maka jauhilah kebanyakan dari persangkaan tersebut dalam rangka kehati- hatian.”
Dalam Surat Al Hujurat ayat 6 Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Selanjutnya Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata: “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin, kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”
Oleh karena itu, mari kita jaga hati dan iman kita untuk tidak melakukan prasangka buruk kepada sesama. Allah sangat melarang hambaNya melakukan perbuatan keji semisal prasangka buruk dan menuduh orang lain tanpa ada bukti kebenarannya.