Gema-H, 18 Mei 2018
Saudaraku, sepertiHh dipesankan oleh Rasulullah Nabi Muhammad saw bahwa Ramadhan menyediakan beragam keutamaan bagi sesiapun yang menginginkannya. Di antaranya, pelaksanaan qiyamu Ramadhan terutama shalat tarawih malam kedua menawarkan keampunan dosa bagi diri dan dosa bagi orangtuanya yang mukmin. Inilah ibadah mahdhah sekaligus dapat menunjukkan bakti takdhim kita kepada orangtua. Luar biasa, bukan?
Selama ini lazim diketahui bahwa keutamaan pelaksanaan ibadah mahdhah pada umumnya hanya berpulang kepada setiap diri yang melakukannya. Namun keutamaan pelaksanaan shalat tarawih malam kedua justru berdimensi ganda. Di samping keampunan dosa bagi orang-orang yang menunaikannya, juga untuk keampunan dosa kedua orangtuanya yang mukmin. Seandainya orangtuanya juga masih diberi kekuatan untuk menunaikan shalat tarawih, maka ia akan memperoleh keutamaan berganda-ganda, yaitu keampunan dosa bagi dirinya sendiri, keampunan dosa lantaran bakti anak-anaknya yang shalih, dan mengirim keampunan dosa bagi orangtuanya sendiri yang bisa jadi sudah menghadap ilahi. Begitu seterusnya ke kakek buyutnya.
Di sinilah tuntunan tentang amal jariyah dari anak yang shalih menjadi terbukti. Rasulullah bersabda, jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)
Oleh karenanya sudah semestinya kita mensyukuri keutamaan yang disediakan oleh Allah pada malam dan hari kedua Ramadhan ini.
Pertama, bersyukur dengan meyakini sepenuh hati bahwa ketaatan kepada Allah melalui penunaian segala titahNya dan menghindari segala laranganNya merupakan dambaan setiap orangtua mukmin atas anak-anaknya.
Kedua, bersyukur dengan memperbanyak ucapan alhamdulillahirabbil ‘alamin atas kesempatan dan hidayah untuk tetap mengabdi pada Allah sekaligus berbakti pada orangtua bahkan setelah kedua atau salahsatunya meninggal dunia sekalipun.
Ketiga, melakukan tindakan konkret agar hubungan baik dengan Allah melalui ibadah dan hubungan dengan orangtua melalui bakti dan takdhim kepadanya dapat dikukuhkan dalam setiap nafas kehidupan. Di antara bakti anak kepada orangtua memenuhi segala keinginan baiknya sebagaimana kedua orangtua dulunya memenuhi atau berusaha mrmenuhi seluruh keinginan baik kita sedari kecil. Termasuk di antaranya memelihara kebersamaan dengan orangtua.
Sudah sunnatullah rasanya, setiap orangtua merasa tenteram saat dapat bersama dan dikelilingi oleh anak, cucu dan buyutnya. Bila tempat tinggalnya berjauhan, ingin rasanya bertukar kabar misalnya telpon setiap hari. Paling tidak mendengar suaranya pun sudah cukup baginya.
Pelaksanaan ibadah mahdhah hari kedua dapat menyambungkan silaturahim kepada orangtua kita.