Gema JUMAT, 27 Mei 2016
Oleh: Sayed Muhammad Husen
Ramadhan akan tiba. Tak lama lagi, 10 hari lagi, ummat Islam gegap gempita menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 hijriah. Persiapan fisik dan mental telah dilakukan memasuki bulan penuh berkah dan ampunan ini. Persiapan fisik artinya mampu berpuasa dalam kondisi sehat, sementara kesiapan mental berupaya meningkatkan berbagai bentuk ibadah sunnah sebulan penuh sepanjang Ramadhan.
Kita melihat dan mendengar banyak penceramah mulai menyampaikan pesan supaya muslimin Aceh menyiapkan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Para muballigh dan da’i memotivasi jamaah supaya tidak menyia-nyiakan kesempatan tak ternilai ini, mengisinya dengan berbagai bentuk ibadah individual, amal sosial dan aktivitas syiar Islam. Tak sedikit juga ummat Islam telah mengagendakan kegiatan khusus pada bulan puasa nanti.
Dalam konteks ini, bagi manajemen masjid, paling tidak ada tiga hal penting yang mesti direncanakan dengan baik. Pertama, manajemen masjid mestilah memastikan pelayanan terhadap jamaah lebih berkualitas dibandingkan bulan sebelumnya. Pelayanan itu, misalnya, dalam bentuk fasilitas tempat wudhuk dan toilet yang memadai, pengaturan imam dan muazin, penceramah, serta kenyamaman jamaah melaksakan shalat fardhu dan tarawih.
Kedua, manajemen masjid sejak awal harus melakukan koordinasi dan sinergi dengan Organisasi Remaja Masjid dan Muslimat Masjid. Kedua organisasi ini biasanya melakukan aktivitas tambahan sebagai upaya menyiarkan bulan suci Ramadhan. Aktivitas itu dalam bentuk dialog remaja, kajian muslimah, bazar buku, buka puasa bersama, aneka lomba/MTQ dan santunan anak yatim/fakir miskin di sekitar masjid.
Ketiga, manajemen masjid melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, sehingga bulan suci Ramadhan lebih terdengar syiarnya. Manajemen masjid harus menciptakan kondisi dan iklim yang lebih selama Ramadhan. Dengan dukungan sponsor atau donatur, manajemen masjid bisa menghadirkan imam yang hafidz quran sepanjang bulan, menyelenggakan buka puasa/sahur bersama dan i’tikaf pada sepuluh terakhir Ramadhan. Termasuk menyiarkan pawai takbir dan shalat ‘ied.
Kita bersyukur beberapa masjid telah melakukan perencanaan memasuki bulan Ramadhan sejak dini. Namun kita patut juga mendorong dukungan kepada pengurus masjid lainnya di pingggilan kota yang manajemennya kurang baik. Mareka biasanya tak didukung oleh anggaran yang memadai. Tak memiliki jaringan atau mitra donatur. Jadi pantas saja kita berikan dukungan asistensi, sehingga mampu mensyiarkan Ramadhan dengan sempurna.