GEMA JUM’AT, SEPTEMBER 2023 M/1445 H
Alhamdulillah, Ahad 3 September 2023 lusa, Tabloid Gema Baiturrahman (Gema) yang sedang Anda baca ini genap berusia 30 tahun. Waktu yang relatif tidak singkat untuk sebuah media yang terbit secara rutin di Masjid Raya Baiturrahman (MRB) digagas demi menyuarakan dakwah bil qalam. Ibarat umur manusia, usia 30 tahun boleh dikatakan sebagai umur remaja menuju dewasa atau umur-umur produktif. Begitulah adanya Gema, kini tidak lagi seumur jagung, namun telah bertransformasi menuju perubahan zaman.
Dakwah bagi pengelola Gema tidak mesti melalui mimbar, namun banyak media lainnya tergantung situasi dan kondisi. Banyak komentar dan harapan yang disampaikan oleh beberapa narasumber.
Yarmen Dinamika, wartawan senior Harian Serambi Indonesia dan saat ini Pembina Forum Aceh Menulis (FAMe) mengibaratkan Gema bagai untaian zamrud kebajikan dan menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin dari Aceh untuk semesta. Menurut Yarmen, peran Gema dalam berdakwah patut diacungi jempol.
“Bertahan dalam berbagai kondisi dan mampu terbit rutin selama 30 tahun, itu bukanlah hal mudah bagi koran daerah. Terlebih bila media tersebut bercorak media komunitas dan segmentasinya terbatas hanya untuk kalangan jamaah masjid saja”, ujarnya.
Namun, karena keikhlasan, keseriusan dan profesionalitas para pengelolanya, disertai kecintaan para pembacanya, media tersebut mampu survive (bertahan) hingga tiga dasawarsa. Yermen menilai kemujuran itulah yang dimiliki Gema hingga hari ini.
“Menggabungkan praktik jurnalistik dengan misi dakwah membuat tabloid ini memiliki keunikan tersendiri di Aceh. Tak ada media lain yang mampu menyainginya dan ini menjadi aspek keunggulan Gema,” pujinya.
Ia berharap, dengan potensi yang ada dan tata kelola yang seharusnya berbasis digital, insya Allah Gema akan terbit 1.000 tahun lagi.
Lain lagi pengakuan Dr. H. Munawar A. Jalil, MA. Sejak mahasiswa ia sudah akrab dengan Gema, karena dianggap salah satu tabloid favorit di samping diperoleh secara gratis dan ulasan berita pilihannya tersaji dengan baik termasuk isu pilihan yang diangkat pun sangat terkini.
“Bahkan yang sangat menarik kolom-kolom kajian dalam Gema termasuk naskah khutbah Jumat yang disampaikan khatib, tentu sangat membantu saya untuk menambah wawasan di samping menjadi rujukan sekunder ketika saya menyampaikan ceramah atau dakwah. Dan kini di era milineal saya sangat terkesan karena Gema dapat dengan mudah dibaca melalui digitalisasi,” paparnya.
Namun sebagai pembaca setia, Munawar yang juga ASN Pemerintah Aceh menyarankan, agar Gema terus mempertahankan eksistensinya yang hari ini sudah genap 30 tahun, dengan terus berinovasi dalam penyajian berita dan informasi, termasuk kolom-kolom kajian.
Selain itu, harus ada tokoh populer yang muncul di tabloid baik lokal maupun nasional, bahkan internasional untuk menjelaskan terkait satu isu pilihan yang sedang up to date.
Harapan senada disampaikan Dr. H. Hasanuddin Yusuf Adan, MCl, MA, dosen Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry yang berharap para pengelola harus menjaga Gema tetap berada di hati ummat dan menjadi media islami yang menghadirkan informasi-informasi akurat, tepat, muslihat dan jauh dari fitnah.
“Pengembangan manajemen harus dibenahi, karyawan, dan wartawan harus ditambah, open management harus menjadi watak kinerja Gema untuk masa depan”, ujarnya.
Disebutkan, selama ini Gema telah berdiri tegak sebagai salah satu media untuk menyampaikan informasi kepada ummat secara sinergis, yang menjadi media pencerahan untuk ummat bukan media pembodohan ummat.
Bendahara BKM Syuhada Lamgugob Dr. Ibrahim M. Jamil, M.Pd juga berpendapat, Gema saat ini telah menjadi rujukan masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap setiap gerakan dakwah perlu terus dikembangkan dengan menyesuaikan diri sesuai keinginan masyarakat kekinian dan tentu tetap dalam bingkai syariah.
Senada dengan dua narasumber di atas, dai kondang Ir. H. Faizal Adriansyah, MSi ikut mengucapkan Selamat Milad ke 30 bagi Gema. “Kehadirannya menjadi penting dan strategis untuk syiar dakwah. Dakwah tidak hanya bil lisan saja, tapi dakwah juga harus komprehensif baik dakwah bil qalam seperti yang selama ini dilakukan oleh Gema,” terangnya.
Ia menyarankan, di era digital seperti saat ini perlu kiranya Gema membuat terobosan dan inovasi kekinian, sehingga bisa dibaca kapan saja dan di mana saja. Kontennya barangkali perlu ditambah dengan nilai-nilai Islam aktual yang dapat diimplementasikan oleh ummat Islam. Misalnya karakter bersih, disiplin, jujur dan amanah.
“Kita tahu bahwa karakter tersebut justru kita temukan dominan di Jepang, Eropa, Amerika. Sebaliknya di negeri syariat susah kita dapatkan. Padahal Rasulullah bersabda sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak/karakter,” pungkasnya.
Tidak ketinggalan, Dr. Sri Rahmi, MA ikut memuji Gema yang tanggal 3 September 2023 lusa genap berusia 30 tahun. Menurut dosen Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Gema telah menjadi salah satu media dakwah bil qalam yang ditunggu-tunggu oleh jamaah kususnya pada hari Jumat.
“Saat ini harus diakui bahwa Gema mengalami kemajuan yang pesat. Mulai dari tampilan luar maupun isi yang disajikan. Berita-berita yang up to date terlihat jelas tersaji di lembaran-lembaran Gema. Narasumber yang berbicara di Gema merupakan orang-orang yang diakui ide dan gagasannya,” harapnya.
Ke depan, Rahmi yang mengaku selalu mengikuti dan membaca Gema berharap semoga tabloid ini semakin mampu menyesuaikan dengan era digital dan materi dapat menjangkau segala lapisan usia, sehingga dakwah bil qalam semakin berkualitas. Selamat milad ke 30 Tabloid Gema Baiturrahman. -Baskar
RINGKASAN KOMENTAR
“Gema bagai untaian zamrud kebajikan dan menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin, dari Aceh untuk semesta”. -Yarmen Dinamika
“Di era milineal saya sangat terkesan karena Gema Baiturrahman dapat dengan mudah dibaca melalui digitalisasi”. –Munawar A. Jalil
“Gema telah berdiri tegak sebagai salah satu media untuk menyampaikan informasi kepada ummat secara sinergis, menjadi media pencerahan untuk ummat”. -Hasanuddin Yusuf Adan
“Gema saat ini telah menjadi rujukan masyarakat”. – Ibrahim M. Jamil
“Dakwah tidak hanya bil lisan saja tapi dakwah juga harus komprehensif, baik dakwah bil qalam seperti yang selama ini dilakukan oleh Gema Baiturrahman”. -Faizal Adriansyah
“Ke depan, Gema Baiturrahman ini semakin mampu menyesuaikan dengan era digital dan materi dapat menjangkau segala lapisan usia, sehingga dakwah bil qalam semakin berkualitas”. -Sri Rahmi