Gema JUMAT, 20 Mei 2016
Kalau hidayah sudah datang, maka tidak seorang pun mampu mempengaruhinya. Itulah yang dialami Muhammad Afdhal yang sebelum mengucapkan dua kalimah syahadah bernama Cun Cun Wijaya. Warga etnis Tionghoa asal Medan ini mengaku keinginan pindah agama sudah menggebu-gebu setahun lalu, sejak ia menetap di Calang, Aceh Jaya. Bersama adik kandungnya Anton, atas izin bupati Aceh Jaya, Afdhal dengan mesin dan alat-alat berat mencetak 40 hektar lahan sawah baru dari target 200 hektar di Desa Lapang Kecamatan Setia Bakti.
Kepada Gema, pria yang pernah belajar menanam padi di Taiwan selama setahun dengan sistem modern dan serba mekanisasi mengaku tertarik dengan padi karena sebagian besar manusia mengkonsumsi beras, apalagi orang Aceh yang biasanya makan tiga kali sehari. Pengalaman bertani yang diperoleh di Taiwan coba diterapkan di lahan sawah yang ia buka dengan mempekerjakan beberapa pemuda kampung sekitar. Tahun pertama ia menanam padi dengan mesin yang dibeli langsung dari Taiwan.
Meski padi menjelang panen dimakan burung, namun ia mendapat hasil tetap banyak. “Ternyata Tuhan masih sayang kepada saya, hasil padi masih lumayan tersisa walaupun banyak dimakan burung pipit,” ujarnya mengenang. Saat ini Cuncun alias Muhammad Afdhal sering diminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh sebagai narasumber dalam pelatihan pertanian khususnya padi bagi penyuluh dan kelompok tani. Ia diminta menjelaskan pengalaman bertani ala Taiwan yang lebih maju termasuk cara mengoperasionalkan, perawatan alat berat dan mesin pertanian seperti traktor, mesin tanam (rice transplanter) dan mesin panen (combine harvester).
Pengalaman itulah yang menguatkan hati dan tekadnya untuk memeluk Islam. Ia disyahadatkan di Masjid Agung Calang oleh ulama kharismatik setempat disaksikan Bupati Aceh Jaya Ir. Azhar Abdurrahman pada Jumat 11 Maret 2016. Lelaki kelahiran Medan 18 Juni 1976 dengan dua anak ini sekarang rajin belajar cara shalat pada salah seorang teungku di Calang.
Insya Allah Ramadhan tahun ini merupakan pengalaman tahun pertama ia berpuasa meski isterinya masih belum seiman dengannya. Ia sedang berusaha “mendakwahkan” isteri dan saudaranya melalui tutur kata dan perilaku yang islami agar mereka juga memilih Islam sebagai agama yang benar di sisi Allah. “Setelah masuk Islam, kini jiwa saya lebih tenteram dan nyaman,” ungkapnya. (baskar)
Muhammad Afdhal Masuk Islam Gara-gara Tanam Padi
Gema JUMAT, 20 Mei 2016 Kalau hidayah sudah datang, maka tidak seorang pun mampu mempengaruhinya. Itulah yang dialami Muhammad Afdhal yang sebelum mengucapkan dua kalimah syahadah bernama Cun Cun Wijaya. Warga etnis Tionghoa asal Medan ini mengaku keinginan pindah agama sudah menggebu-gebu setahun lalu, sejak ia menetap di Calang, Aceh Jaya. Bersama adik kandungnya Anton, … Read more
...Dialog
Etika Berpolitik
Etika harus ditunjukkan sebagai simbol
Didiklah Anak dengan Lemah Lembut
Dalam pandangan sejarah, Presiden Soekarno
Guru PAI Harus Tersedia di Sekolah
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa
Khutbah
Merawat Ukhuwah Islamiyah Di Tahun Politik
Hari Ketika Mulut Dikunci
Dinas Syariat Islam
Muhammad Ali
Gema JUMAT, 10 JUNI 2016 Oleh Murizal Hamzah Nama Cassius Marcellus Clay tidak dikenal di kalangan umat Islam. Sebaliknya begitu disebut nama Muhammad Ali, kita
IAEI Aceh Selenggarakan Silaturrahmi dan Refleksi Akhir Tahun 2023
Banda Aceh — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Aceh menyelenggarakan Silaturrahmi dan Refleksi Akhir Tahun 2023 yang dihadiri DPW dan Komisariat IAEI se Aceh di Hotel Grand Permata Hati, Banda Aceh, Sabtu (23/12/2023). Acara ini untuk melakukan evaluasi program kerja IAEI tahun 2023, merencanakan program kerja tahun 2024 dan ajang silaturrahmi para pengurus DPW dan Komisariat IAEI Aceh.
Ekonomi Islam Siap Hadapi Resesi
Dr Ahmad Djalaluddin, Lc., (Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) GELIAT ekonomi syariah pun terpukul. Padahal sampai awal tahun 2020, potensinya
Wakaf untuk kesejahteraan umat
Buku Wakaf untuk kesejahteraan umat Pengarang : Dr. H. Imam Suhadi, S.H. Penerbit : Dana Bhakti Prima Yasa Tahun terbit : 2002 Kolasi : 235