Muhibbah ke Negeri Pattani

Gema Jumat, 22 Januari 2016 Oleh : Ameer Hamzah SeTelAH seminar tentang Kerajaan Kedah (19-23 Desember 2016) di Kota Padang Sera, Kedah Malaysia, saya diajak oleh sejarawan Pattani, Prof. Datok Ismail Bin Ishak Benjasmist   untuk “muhibbah” ke negeri Pattani. Taggal 26 dan 27 Desember saya berada di ibukota Pattani dan Yala, dua provinsi yang penduduknya […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema Jumat, 22 Januari 2016
Oleh : Ameer Hamzah
SeTelAH seminar tentang Kerajaan Kedah (19-23 Desember 2016) di Kota Padang Sera, Kedah Malaysia, saya diajak oleh sejarawan Pattani, Prof. Datok Ismail Bin Ishak Benjasmist   untuk “muhibbah” ke negeri Pattani. Taggal 26 dan 27 Desember saya berada di ibukota Pattani dan Yala, dua provinsi yang penduduknya 80 persen Melayu- Islam.
Sejarah negeri ini memang malang, akhir abad ke 17 PattaniDarussalam dicaplok oleh Kerajaan Thailand yang beragama Budha, sedangkan Malaysia dijajah Inggris dan Indonesia dijajah Belanda. Ketika Indonesia dan Malaysia merdeka, Pattani semakin perih dalam genggaman penjajah Thailand yang berafama Budha. Nasib umat Islam di negeri itu sangat keterbelakangan, sebab penjajah Thailand ingin membudhakan umat Islam.
Dua hari di Pattani, saya banyak belajar sejarah dari Prof. Datok Ismail Bin Ishak. Menurut beliau, dulu di Nusantara hanya ada dua Kerajaan yang bergelar Darussalam, yakni Kerajaan Aceh Darussalam dan Kerajaan Pattani Darussalam. Kedua Kerajaan ini banyak menghasilkan ulama-ulama pengarang kitab dalam Bahasa Melayu-Jawi.
Dari Aceh kita kenal, nama-nama Syekh Hamzah Fanshuri, Syamsuddin As-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurrauf As-Singkili, Muhammad Zain Al-AlAsyi, Abdullah Al-Asyi, ismail Al-Asyi, Jalaluddin At-Tursani Al-Asyi, Daud Ar-Rumi, Tgk, Syik Kuta Karang, sedangkan dari Pattani lahir juga Syeikh Muhammad Daud Al-Fathani, Ismail Al-Fathani, Ismail-Al-Fathani, Muhammad Zain Al-Fathani, dan lain-lain.
Ulama –Aceh dan ulama Pattani menjalin hubungan baik di Haramain (Mekkah dan Madinah). Mereka sama-sama mengarang kitab dan mengajarkan anak-anak Melayu di Tanah Suci. Hubungan Aceh –Pat
tani juga sangat langgeng, sejak dulu sampai sekarang. Sejumlah ulama Pattani berguru kepada ulama Aceh dan sejumlah ulama Aceh juga berguru kepada ulama Pattani.
Menurut Datok Ismail, di pondokpondok Pattani dan Yala sekarang ini lebih dari 200 anak-anak Aceh sedang menuntut ilmu. Sebaliknya di dayah-dayah Aceh juga demikian. Bukan hanya did ayah-dayah Aceh, tetapi anak-anak (mahasiswa) Pattani juga banyak di Universitas Islam Negeri (UIN Ar-Raniry) dan Unsyiah).
Saya juga berkunjung ke beberapa makam keramat di Pattani, antara lain Makam Tok Pasee di kampong Keresek, pembawa Agama Islam dari Pasee ke Pattani. Ada juga beberapa makam ulama lainnya, seperti Syeikh Abdullah Alyamani dan Syeikh Ismail Al-Kelantani. Di pondok Baba Iyis, Pattani saya di daulat menjadi penceramah Maghrib untuk para santri. Saya juga berkunjung ke Markas Tahfiz Quran di Yala. Ternyata di pondok ini sangat banyak anak-anak Aceh (lebih kurang 35 orang) yang sedang menghafal Al-Quran. Mereka datang dari Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Utara dan Aceh Timur. Ada yang sudah pulang ke Aceh, ada yang menunggu ijazah (wisuda), ada yang baru sepuluh juzu’, 15, 25 dan macam-macam.
Akhirulkalam! Saya menulis sebait puisi buatmu Pattani: Ya Allah! Limpahkan karuniamu buat saudara kami Pattani/Selamatkanlah MelayuIslam dan merdekakanlah/Jadikanlah negeri ini negeri yang Islami/ Biar suara azan tetap mengema di Pattani/ sampai kiamat nanti.
 

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Pentingnya Regulasi Halal di Aceh

Gema JUMAT, 12 Februari 2016 Baru-baru ini, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menyebutkan ada sejumlah produk makanan yang belum memiliki serifikasi halal. Sebagai daerah satu-satunya

UNTUK APA MANUSIA DICIPTAKAN

Alhamdulillah,  kita diciptakan Allah sebagai manusia yang merupakan mahluk yang terindah,  keelokan dan kebagusana manusia ini tiada tandingannya. Firman Allah dalam surah At Tin ayat

Nasehat Lukmanul Hakim

Gema JUMAT, 29 JULI 2016 “Dan (Ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman