Gema Jumat, 23 Oktober 2015
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
“Katakanlah (Muhammad) sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mu’jizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. AlAn’am 37).
Dalam ayat ini Allah menyambung penjelasan ayat sebelumnya, bahwa Rasulullah pada ayat sebelumnya dihibur oleh Allah tentang penentangan kaumnya yang begitu dahsyat terhadap dakwah beliau, kemudian Allah menghibur beliau dengan urusan hidayah adalah milik Allah, dan Rasulullah tidak perlu risau dengan orang-orang yang tidak mau mendengar dakwah beliau. Tugas Rasululah hanyalah menyampaikan apa yang diperintahkan kepadanya berupa urusan tauhid dan keimanan kepada Allah, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah, sebagaimana para nabi penyeru dakwah sebelumnya.
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menurunkan mu’jizat kepada siapapun dan dalam kondisi apapun. Hanya saja, kaum itu yang tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mu’jizat Allah bisa terjadi dalam sekejap dan dalam bentuk yang tidak disangka-sangka. Para Nabi menyeru kepada Allah dengan kesadaran batin, akal dan nurani manusia sehingga dapat menerima kebenaran. Adapun kaum atau orangorang yang benar-benar ingkar dan menginginkan mu’jizat niscaya Allah menurunkannya, tapi bahkan mu’jizat itu tidak dapat membuka hati mereka tentang kebenaran, sebagaimana mu’jizat nabi Musa yang berkali-kali ditunjukkan oleh Allah kepada kaumnya, kaum bani Israil.
Demikian juga dengan mu’jizat nabi-nabi lainnya, seperti nabi Ibrahim dengan tidak terbakar badannya ketika dicampakkan ke dalam api neraka, atau mu’jizat Nabi Isa yang dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan penyakit kusta dan lepra. Mu’jizat tersebut diberikan Allah adalah sebagai ‘justifikasi’ atau pembenaran risalah kepada kaumnya. Namun, hanya sebagian kecil saja yang terbuka hatinya untuk kebenaran tersebut, sedangkan sebagian yang lain telah tertutup dengan ketakaburan dan kesombongan, sebagaimana yang dijelaskan dalam banyak ayat al-Qur’an tentang hal tersebut.
Al-Qur’an merupakan mu’jizat yang paling besar dan agung, serta tak lekang oleh zaman. AlQur’an disebutkan sebagai mu’jizat yang tiada bandingannya, sebagaimana Allah menyebutkan dalam berbagai ayat yang mengajukan penantang al-Qur’an untuk membuat ayat atau surat satu saja yang dapat menyaingi al-Qur’an, namun tantangan tersebut sampai sekarang tidak disanggupi oleh orang-orang yang meragukan al-Qur’an. Mu’jizat dalam al-Qur’an, tidak saja dari segi bahasa, namun juga dari segi kandungannya. berapa banyak teori sains dan ilmu pengetahuan yang sekarang baru dapat membuktikan fakta-fakta ilmiah yang telah disebutkan dalam al-Qur’’an, padahal al-Qur’an diturunkan empat belas abad yang silam? Demikianlah Allah, dan Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.