Khutbah Jum’at, Oleh DR. TGK. H. A. MUFAKHIR MUHAMMAD, MA, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN AR-Raniry
Nabi Isa As adalah seorang hamba Allah yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan RAsul, Isa As adalah salah seorang Nabi yang termAsuk dalam Ulul Azmi, Nabi yang sabar terhadap segala macam cobaan dan hinaan, serta mempunyai tekad dan ‘Azam yang tinggi dalam menjalankan tugAs-tugAs dakwah dan risalah dalam menegakkan kalimah Allah di bumi ini.
Ibunda Nabi Isa As adalah seorang wanita suci pilihan Allah, “Sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikanmu dan melebihkanmu atAs semua wanita di duni (yang semasa denganmu)”. Q.S. Ali Imran ayat 42.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Maryam Binti Imran adalah sebaik-sebaik wanita pada zamannya, dan khadijah Binti Khuwailid adalah sebaik-baik wanita pada zamannya. (Hadits Riwayat Bukhari Muslim).
Allah memuliakan dengan beberapa firman-Nya: Ingatlah ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakanmu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-MAsib ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termAsuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (Q.S. 3:45). Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewAsa dan dia termAsuk di antara orang-orang yang shalib”. (Q.S. 3:46). Maryam berkata: “Ya Rabb-ku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehandaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia. (Q.S. 3:47).
Ini merupakan merupakan kabar gembira yang disampaikan oleh Malaikat kepada Maryam, yaitu bahwa Allah akan menciptakan darinya seorang anak yang mulia yang memiliki kedudukan tinggi. Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Malaikat berkata: Wahai Maryam, sesungguhnya Allah memberikan kabar gembira kepadamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya. “Yaitu seorang anak yang keberadaannya melalui sebuah kalimat dari Allah, yaitu Allah berkata kepadanya: “(jadilah), maka jadilah ia. Dan ini merupakan penafsiran firman-Nya: “Yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah.” (Q.S. Ali ‘Imran: 39) Sebagaimana yang disebutkan oleh Jumhur ulama, yang telah dijelaskan sebelumnya.
“Namanya al-Masih ‘Isa putra Maryam.” Artinya nama ini masyhur di dunia dan dikenal oleh orang-orang yang beriman. Dinamai al-Masih, menurut sebagian ulama salaf, karena ia banyak melakukan perjalanan. Ada juga yang mengatakan: “Karena ia rata kedua telapak kakinya, tidak berlekuk.” Dikatakan juga: “Karena jika ia mengusap seseorang yang mengidap penyakit kronis, maka dengan izin Allah orang itu akan sembuh”.
Firman-Nya yang artinya “Isa putra Maryam,” dinisbatkan kepada ibunya, Maryam, karena tidak mempunyai ayah. “Seseorang terkemuka di dunia dan akhirat serta termAsuk orang-orang yang didekatkan (Kepada Allah).” Dengan kata lain, ia mempunyai kehormatan dan kedudukan di hadapan Allah di dunia, karena syari’at telah diwahyukan kepadanya serta diturunkan pula kepadanya Kitab dan karunia Allah lainnya yang diberikan kepadanya. Sedang di akhirat kelak ia akan memberi syafa’at di hadapan Allah kepada orang-orang yang diizinkan –Nya dan syafa’atnya itu dikabulkan Allah sebagaimana para Rasul dari kalangan Ulul ‘Azmi. Semoga shalawat dan salam Allah atas mereka semuanya.
Firman-Nya yang artinya “Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewAsa.” Yaitu ia mengajak untuk ibadah kepada Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya pada waktu mAsih bayi. Yang demikian itu merupakan mukjizat dan tanda (kekuAsaan Allah). Juga pada waktu sudah dewAsa, yaitu ketika Allah menyampaikan wahyu kepadanya. “Dan dia termAsuk di antara orang-orang yang shalih”. Yakni dalam perkataan dan perbuatan, ia memiliki ilmu yang benar dan amal shalih.
Nabi Isa As menurut Al-Qur’an dia bukanlah Tuhan, tapi seorang hamba Allah yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan RAsul, sehingga anggapan orang-orang Bani Israil itu menjadi salah dan tidak benar. Sesuai dengan pengakuan Nabi Isa sendiri bahwa Dia adalah hamba Allah. Sebagaimana ungkapan Nabi Isa yang difirmankan kembali oleh Allah dalam surat Ali Imran ayat 51. Artinya: Sesungguhnya Allah, Rabb-ku dan Rabbmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”.