PAI Wahana Merawat Prestasi dan Keberagaman

GEMA JUMAT, 13 OKTOBER 2017 Syamsul Bahri, MA (Mahasiswa Program Doktor PAI Multikulturalisme,  Universitas Islam Malang) Kementerian Agama menggelar Pentas  Keterampilan dan Seni Pendidikan  Agama Islam (PAI) Tingkat Nasional ke VIII  Tahun 2017 di Provinsi Aceh. Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat Indonesia menjaga dan merawat keberagaman dan meningkatkan nilai keagamaan. Menghargai […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

GEMA JUMAT, 13 OKTOBER 2017
Syamsul Bahri, MA (Mahasiswa Program Doktor PAI Multikulturalisme,  Universitas Islam Malang)
Kementerian Agama menggelar Pentas  Keterampilan dan Seni Pendidikan  Agama Islam (PAI) Tingkat Nasional ke VIII  Tahun 2017 di Provinsi Aceh. Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat Indonesia menjaga dan merawat keberagaman dan meningkatkan nilai keagamaan. Menghargai keberagaman juga sangat berkaitan dengan karakteristik agama Islam.
Menag RI mengatakan itu dalam pidatonya saat membuka Pentas Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Nasional VIII, Senin (9/10) malam di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Kegiatan berskala nasional itu berlangsung hingga 14 Oktober 2017. Simak wawancara singkat Wartawan Tabloid Gema Baiturrahman Indra Kariadi dengan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah NU Aceh dan juga Mahasiswa Program Doktor PAI Multikulturalisme,  Universitas Islam Malang, Syamsul Bahri, MA. Peran PAI dalam mendidik generasi Aceh yang Carong dan Islami.
Pendapat Anda dengan Penas PAI VIII di Aceh?
Perlu disambut baik dan antusias, oleh kita semua. Ini memang musabaqah. Tapi di samping musabaqah terdapat nilai positif yang cukup banyak. Saya pikir kita semua harus memberi dukungan.
Kira-kira, Apa mafaatnya?
Propinsi Aceh dikenal sebagai daerah yang multikultural sejak dulu.  Masyarakat kita mampu hidup di tengah keberagaman ini, baik suku,  budaya maupun agama. Saya yakin masyarakat kita menyambutnya dengan cukup antusias dan partisipasitif. Dalam pentas ini anak-anak Aceh bisa sharing wawasan dan pengetahuan agama.  Begitu juga seni budaya lainnya, anak-anak semakin termotivasi untuk belajar. Orang tua semakin inten mendidik anaknya. Guru akan aktif membina peserta didiknya.
Cara melahirkan generasi Aceh yang carong dan islami?
Kadang dikatakan carong identik dengan kemampuan intelektual,  yaitu nalaritas akal atau aspek kognitif. Kalau tidak ditopang dengan kemampuan emosional dan spiritual saya pikir carongnya itu masih pincang. Kalau pincang akan sulit berjalan. Generasi emas Aceh masa depan harus dididik secara holistik. Artinya, bukan mengejar kepintaran semata, tapi minim akhlakul karimah. Bagaimanapun juga, nilai-nilai islami harus ditanamkan kepada anak didik dalam pembelajaran di sekolah. “Ureung carong le,  tapi carong yang islami mantong dit”. Orang tahu kalau kebersihan adalah bagian dari keimanan, tapi masih saja tidak perduli pada kebersihan lingkungan. Orang paham kalau korupsi itu haram, tapi masih juga dilakukan.  Ini namanya “carong mantong, tapi hana islami”. Jadi generasi Aceh harus dididik dengan cara mempraktekkan nilai-nilai islami setiap hari.
Pandangan Anda dengan Kurikulum PAI saat ini?
PAI itu bukan hanya mempelajari agama Islam saja. Tetapi juga meliputi aqidah, syariah dan akhlak. Selain diajarkan materi PAI juga dibina akhlak mulia. Kalau benar-benar dipraktekkan maka akan lahir generasi pintar dan islami. Masalahnya adalah kita kurang mempraktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tema pentas PAI pada tahun ini cukup menarik, “Memantapkan  Keberagamaan, Merawat Keberagaman”. Di sini saya melihat ada tujuan pemerintah kita agar peserta didik mengenal keragaman dan mampu hidup umat bersatu meskipun berbeda suku dan budaya. Bersatu itu tidak mesti sama, tapi bersatu juga dalam perbedaan. Dengan cara menumbuhkan sikap tasamuh, moderat, saling menghargai, dan saling tolong menolong. Dalam kajian kami itu disebut dengan multikulturalisme. Jadi muktikulturalisme perlu diaplikasikan dalam pembelajaran PAI di sekolah. Itu menurut saya, perlu diterapkan dalam pelajaran PAI.
Harapan Anda Pentas Nasional PAI VIII?
Harapan saya, agar pentas PAI nasional bisa memberi nilai positif kepada Aceh secara umum dan khususnya kepada para peserta penas. Dengan adanya acara ini kita harapkan siswa semakin giat belajar agar bisa ikut berkompetisi dengan anak-anak luar daerah. Sesuai dengan tema acara ini kita harapkan bisa memperkenalkan keragaman kepada peserta didik, memperlakukan keragaman dengan baik dan bisa bisa membawa kedamaian. Karena agama Islam adalah rahmat bagi sekalian alam.
Kita harapkan siswa-siswi dapat bersaing dengan sportif. Saya yakin anak-anak kita pintar lagi islami. Pentas ini mengajarkan kita untuk selalu belajar, disiplin, kreatif dan inovatif. PAI bisa mengakomodir itu semua. Harapan kita kepada guru di sekolah dan masyarakat agar selalu mendidik dan membina anak-anak mereka, agar menjadi pribadi yang cerdas lagi berakhlak mulia. Kita harapkan bapak gubernur bisa lebih intens memperhatikan mutu pendidikan di Aceh.

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Kesadaran Bertaubat

Disebutkan dari Abu Hurairah r.a. ia berkata : Bahwa pada suatu malam setelah aku selesai shalat Isya` bersama Rasulullah SAW di akhir waktu, aku keluar

Mensyukuri Al-Jabbar

Oleh Dr. Sri Suyanta (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry) Muhasabah 26 Zulkaidah 1439 Saudaraku, di antara sembilan puluh sembilan nama indah yang dimiliki

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman