Gema Jum’at, 04 september 2015
Banda Aceh (Gema) Membangun pendidikan pada hakekatnya adalah membangun pilar sebuah peradaban. Upaya membangun pendidikan Aceh sebagaimana yang menjadi cita-cita luhur para pendahulu kita, tentu bukanlah pekerjaan yang sederhana. Diperlukan waktu yang panjang dan sumber daya yang besar untuk membangun pendidikan yang bermutu dan berdaya saing, di samping kerja keras, ketekunan, dan keikhlasan para aktornya.Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh yang dibacakan Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Aceh Muzakkar dalam upacara memperingati Hari Pendidikan Aceh Ke-56 di halaman kantor Gubernur Aceh, Rabu (2/9).
Muzakkar mengingatkan seluruh jajaran pendidikan di Aceh, tentang hal-hal penting dan mendesak yang perlu diberi perhatian penuh pada saat ini. Hal tersebut yaitu sesuai ketentuan UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, maka urusan pendidikan menengah dan pendidikan khusus akan dilimpahkan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.
Kemudian, ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pemerintah diberi tugas meningkatkan kualifikasi guru yang belum meraih Sarjana (S1) atau Diploma IV (D/IV) selama sepuluh tahun. Dengan demikian, deadline Pemerintah untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan guru jatuh pada akhir tahun 2015 ini.
“Saya minta jajaran Dinas Pendidikan dan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota agar mengatur sebaik mungkin pemindahan guru yang belum meraih S1 atau D IV tersebut menjadi tenaga administrasi atau tenaga non-guru lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
Selanjutnya, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 secara menyeluruh di semua sekolah. Meskipun pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberi keleluasaan kepada sekolah-sekolah yang belum siap menerapkan Kurikulum 2013 untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006, namun Aceh harus sudah mulai menerapkan Kurikulum 2013 secara menyeluruh untuk semua sekolah tanpa kecuali.
Muzakar melanjutkan, tugas membangun pendidikan Aceh yang berkualitas, relevan dan berdaya saing sangatlah berat. Tantangan bagi dunia pendidikan tidak semakin ringan, seiring dengan dinamika perubahan global yang berlangsung cepat.
“Dalam kondisi yang demikian, kita harus memantapkan semangat dan komitmen kita untuk terus berjuang mengantarkan generasi baru kita ke depan pintu gerbang kejayaan Aceh,” tegasnya.
Oleh sebab itu, kepada seluruh insan pendidikan terutama para guru dan peserta didik, saya mengimbau, mari kita bersama-sama bergerak cepat meningkatkan kualitas pendidikan Aceh di semua lini. Saya percaya, dengan potensi yang ada disertai kerja keras semua lini, perubahan itu dapat kita capai. Bekerja keras dan berdo’a kepada Allah SWT, inilah prinsip yang harus kita pegang bersama. Hayat/Seuramo