Forum Silaturrahim Kemakmuran Masjid Serantau (Forsimas) Aceh melaksanakan Pengukuhan Pengurus Forsimas Pusat di Aula pertemuan Kebun Kurma Yayasan Wakaf Barbate Aceh Besar pada Ahad (13/11). Kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus forsimas dan sejumlah tokoh dan pejabat Aceh.
Dalam upaya meningkatkan integritas umat Islam di Aceh, “Forsimas hadir untuk merapatkan shaf umat Islam melalui silaturrahim berbasis masjid, saatnya ummat Islam bersatu dengan cara meningkatkan integritas, solidaritas dan upaya memakmurkan masjid, tidak hanya skala nasional tapi internasional,” kata Dr. Ir. Basri A. Bakar, MSi Sekjen Forsimas.
Basri A. Bakar terpilih secara aklamasi sebagai Sekjen Forsimas Pusat melalui zoom meeting, 31 Januari 2022 yang dihadiri beberapa negara perwakilan Forsimas antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Sabah dan Australia.
Pengurus Forsimas dikukuhkan oleh Drs. H. M. Kasim Hamid salah seorang Dewan Pendiri. Semangat pengurus sangat antusias untuk bergabung dalam wadah Forsimas. “Kami bertekad dan berharap ke depan pengurus yang dilantik lebih memiliki program-program inovatif dan kreatif dalam meneruskan amanah dari alm H. M. Hasan Basry, MA pendiri dan penggagas Forsimas, yakni menyatukan umat Islam sedunia melalui masjid,” tambah Basri A. Bakar.
Menurutnya, Forsimas sudah mengagendakan kunjungan ke berbagai negara dan membentuk perwakilan Forsimas seperti di Malaysia, Thailand, Kamboja, Philipina dan juga Australia. “Insya Allah tahun 2023 rencana kita akan berkunjung dan mengukuhkan perwakilan Forsimas di Hongkong,” paparnya.
Acara tersebut dihadiri oleh ketua Forsimas Malaysia Dr. H. Mohd. Nawar Arifin. Dalam sambutannya, Nawar berharap kepada pengurus agar bekerja ikhlas penuh semangat, karena Forsimas perannya adalah mendunia. “Saya optimis ke depan Forsimas semakin melebarkan sayapnya ke seluruh dunia pasca pandemi Covid_19 dan berjanji awal 2023 siap menjadi tuan rumah pertemuan perwakilan beberapa negara Forsimas untuk bertemu di Kuala Lumpur guna merumuskan program strategis,” sebut Mohd. Nawar Arifin
Turut hadir Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Drs H. Ridwan Ibrahim, MPd yang menyambut baik dan berterimakasih atas gagasan Forsimas. “Kita yakin upaya ini bisa memakmurkan masjid-masjid Allah. Jika masjid sudah makmur, Insya Allah masyarakat pun ikut makmur dunia dan akhirat. Pemerintah akan terus mensupport kegiatan Forsimas dan berharap masjid-masjid menjadi pusat kegiatan umat”, ujar Ridwan Ibrahim.
Jaringan masjid internasional di Aceh sangat penting dibentuk sebagai wadah silaturrahmi umat Islam sedunia, seperti pernyataan dari ketua IPHI Aceh Dr. H. Bustami Usman, SE,SAP,M,Si, bahwa peran masjid di era globalisasi dan penuh dengan tantangan , masjid merupakan sarana yang strategis dan sangat dibutuhkan.
“Informasi yang telah mengglobal menjadikan manusia modern hidup tanpa sekat. Apa yang terjadi di belahan barat, dengan mudah dapat disaksikan dimanapun. Bahkan ragam ideologi lintas organisasi, agama dan bangsa dengan mudah terpasarkan. Maka Masjid merupakan sarana yang mempersatukan umat Islam sedunia,” jelas Bustami kepada Gema, Selasa (15/11).
Menurut Bustami, mengefektifkan jaringan masjid sangat penting pada era globalisasi sekarang ini, karena tidak semua anak-anak dan kita semua untuk belajar ajakan di dayah-dayah atau pendidikan khusus lainnya. Namun dengan adanya masjid dapat menjadi sarana untuk kegiatan dakwah seperti pengajian rutin dan tausyiah, sebagai amalan yaitu tempat belajar dan mengajar, mengaji, pusat amalan dzikir, shalat lima waktu dan amalan hikmat. Kemudian juga diadakan program pendidikan agama seperti pengajian rutin untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, shalat shubuh berjamaah dan pengajian, program maghrib mengaji untuk remaja dan anak-anak.
“Posisi Aceh dalam jaringat masjid sangat strategis karena Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah dan merupakan provinsi pertama masuk Islam di Indonesia, dengan berbagai kemampaun ulama-ulama atau tokoh-tokoh kita di dunia internasional sangat dan menentukan utk meletakkan arah bersatunya masjid se-dunia,” jelas Bustami.
Islam adalah tuntunan hidup dari Allah SWT yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tuntunan hidup dalam ajaran Islam itu disebut sebagai syariat Islam dan meliputi syariat untuk mengelola diri pribadimengelola keluarga dan masyarakat bangsa-negara. Ajaran Islam juga mewajibkan umat Islam untuk hidup sesuai dengan syariat itu, di manapun-kapanpun dan juga mewajibkan untuk menyebar-luaskannya ke masyarakat sekitarnya.
Tujuan syariat Islam pada hakikatnya adalah menyelamatkan manusia, baik sebagai individu, kelompok manusia serta bangsa-negara agar selamat dari kesesatan dan kerugian. “Namun faktanya menunjukkan bahwa banyak orang, tidak mustahil mengaku beragama Islam sendiri, sering menjadi gelisah kalau mendengar syariat Islam. Mereka pada dasarnya jelas tidak memahami apa sesungguhnya tujuan syariat Islam. Ketidakfahaman tersebut yang membuat mereka menjadi khawatir atau malah ketakutan bila mendengar ada gerakan untuk penegakan syariat Islam,” tutupnya. (Jannah)