Puasa Menurut Sayyid Quthb

Oleh : Sayed Muhammad Husen Adalah suatu hal yang logis, apabila diwajibkan puasa kepada ummat yang berkewajiban melakukan jihad di jalan Allah SWT. Jihad ini untuk memantapkan manhaj-Nya di muka bumi, menegakkan nilia-nilai kemanusiaan dan menjadi saksi atas manusia lain. Maka menurut, Sayyid Quthb, dalam tafsirnya “Fi Zhilalil Quran”, puasa merupakan sarana untuk memantapkan aqidah […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Oleh : Sayed Muhammad Husen
Adalah suatu hal yang logis, apabila diwajibkan puasa kepada ummat yang berkewajiban melakukan jihad di jalan Allah SWT. Jihad ini untuk memantapkan manhaj-Nya di muka bumi, menegakkan nilia-nilai kemanusiaan dan menjadi saksi atas manusia lain. Maka menurut, Sayyid Quthb, dalam tafsirnya “Fi Zhilalil Quran”, puasa merupakan sarana untuk memantapkan aqidah yang kokoh dan teguh sebagai penguat jihad.
Menurutnya, puasa merupakan media hubungan manusia dengan tuhannya yang berupa hubungan ketaatan dan kepatuhan, sarana ketinggian melebihi kepatuhan fisik belaka, dan ketabahan untuk memikul tekanan dan bebannya. Ini semua demi mengutamakan keridhaan dan kesenangan di sisi Allah SWT.
Ini semua, menurut Sayyid Quthb, merupakan unsurunsur penting dalam mempersiapkan jiwa untuk memikul rintangan perjalanan yang penuh hambatan dan duri, yang disekelilingnya penuh dengan berbagai macam keinginan dan syahwat dan beribu-ribu kesenangan yang selalu dibisikkan ke telinganya.
Pada awalnya, tugas puasa itu sangat berat bagi kaum muslimin. Puasa difardhukan pada tahun kedua hijriah, tidak lama sebelum difardhukannya jihad, maka menurut Sayyid Quthb, memberikan rukhshah kepada yang berpuasa dengan sangat berat, yaitu dengan memberikan kemurahan (tidak berpuasa), tapi wajib memberi makan seorang miskin setiap hari.
Kemudian kaum muslimin dirangsang untuk melakukan kebajikan dalam memberi makan orang-orang miskin secara mutlak, mungkin dengan memberikan kebajikan selain fidyah. Dengan memberikan tambahan dari batas fidyah, misalnya memberi makan kepada dua orang, tiga orang atau lebih setiap puasa yang ditinggalkan atau dilakukan di luar ramadhan.
Dalam puasa juga terdapat sesuatu yang lebih baik, di antaranya tampak bagi kita unsur pendidikan terhadap iradah (kemauan), menguatkan ketabahan dan lebih mementingkan ibadah kepada Allah SWT daripada beristirahat. Semua ini merupakan unsur-unsur yang dituntut dalam pendidikan Islam. Tampak juga bagi kita, dalam puasa terdapat nilai tambah dalam aspek kesehatan bagi yang tidak sakit, meskipun puasa itu terasa berat.
Menurut Sayyid Quthb, puasa menimbukan perasaan dan kesadaran orang-orang beriman terhadap petunjuk Allah SWT, yang lebih banyak mereka rasakan pada waktu berpuasa dibandingkan waktu lainnya. Mereka mampu mengendalikan hati dari memikirkan maksiat dan menahan anggota tubuh agar tidak melakukannya.

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Muslimah Hidayatullah Gelar Halaqah Al-Quran

Gema, 29 Januari 2018 Banda Aceh (Gema) – Muslimat Hidayatullah Aceh bersama An-Nisa Hidayatullah, Yayasan Al-Ikhlas Hidayatullah, BMH, dan Hidayatullah Banda Aceh menyelenggarakan Halaqah Alquran

Nasehati Pemimpin dengan Santun

Dr. Tgk. H. Muhibbuththabary, M.Ag – Wakil Ketua  Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Siapapun boleh memberikan kritik dan nasihat terhadap penguasa, terutama seorang alim yang takut

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman