Oleh : Sayed Muhammad Husen
SAlAH satu keistimewaan Ramadhan di Aceh meningkatknya semangat berbagi (baca: bersedekah). Spririt berbagi ini dapat dilihat dari sedekah makanan berbuka puasa, memasak kanji rumbi di meunasah/masjid, buka puasa bersama, kenduri khatam Al-Quran hingga santunan anak yatim. Ini semua implementasi kesadaran bersedekah. Mengharapkan ridha Allah SWT.
Kesadaran bersedekah dalam Ramadhan memang bersifat konsumtif, yang masih dapat ditingkatkan menjadi produktif. Misalnya, sebagian panitia santunan anak yatim tidak lagi hanya memberikan makanan berbuka, kain sarung dan sekadar “amplop” kepada anak yatim. Tapi ada yang meningkatkannya dalam bentuk beasiswa berkelanjutan. Ini dapat dikategorikan bantuan produktif. Mengurus anak yatim berkelanjutan dan memberdayakannya melalui jalur pendidikan hingga mandiri adalah bersifat produktif.
Contoh lain program berbagi dalam bentuk produktif yaitu menggalang dana sedekah untuk pembangunan rumah tahfidz, seperti yang dilakukan Ustadz Yusuf Mansur di Jakarta. “Ustadz Sedekah” ini mengkampanyekan sedekah untuk cita-cita besar: membangun dua rumah tahfidz setiap desa/gampong muslim di seluruh Indonesia. Dia juga menggalang sedekah untuk modal usaha. Dari pengalaman dia, hampir 80% dana terkumpul pada bulan Ramadhan. Yusuf dikatakan “Ustadz Sedekah” karena konsisten menceramahkan tentang motivasi bersedekah. Dia seakan menjadi da’i spesialis tema sedekah.
Karena itu, tradisi masyarakat Aceh berbagi pada bulan Ramadhan berpotensi dilanjutkan di luar Ramadhan. Semangat itu dapat ditransformasi dalam bentuk produktif, misalnya berwujud program beasiswa/bantuan pendidikan. Program beasiswa dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga filantropi (kedermawanan) atau menyalurkan sendiri kepada anak asuh/saudara terdekat. Yang penting, amal berbagi ini dilakukan dengan perencanaan yang baik dan dilakukan secara disiplin.
Lebih jauh lagi, iklim dakwah yang kondusif pada bulan Ramadhan dapat kita maksimalkan untuk memotivasi dan “melatih” kaum muslimin supaya gemar berbagi. Tentu saja yang kita harapkan, berbagi ini dapat dilakukan sepanjang tahun. Adalah contoh yang baik: banyak komunitas pelajar, mahasiswa dan kaum muda melakukan berbuka puasa bareng dengan cara patungan (mengumpulkan dana bersama).
Ini contoh filantropi yang dapat terus dikembangkan di dalam dan di luar bulan Ramadhan. Kita dapat membudayakan spirit berbagai dengan cara-cara yang modern.