Dr. Tgk. H. Muhammad Yasir Yusuf, M.A ( Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
Rasulullah, Bisnisman Sukses
Maulid Nabi telah menjadi salah satu perayaan umat Islam yang telah mengakar dengan budaya Indonesia. Di Aceh Maulid Nabi biasanya diperingati dengan berbagai bentuk perayaan. Menariknya, setiap kabupaten/kota di Aceh atau budaya, punya cara tersendiri untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Simak wawancara singkat wartawan Tabloid Gema Baiturrahman Indra Kariadi dengan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Dr. Muhammad Yasir Yusuf, M.A dari sisi Rasulullah adalah seorang pembisnis.
Bagaimana dikenal sebagai pedagang yang ulung?
Rasulullah adalah uswah dan peutuah dalam berbagai sisi dan dimensi kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi ataupun dalam bidang bisnis. Karena Rasulullah umur kebisnisan lebih lama daripada umur ke Nabian. Rasulullah SAW sudah menjadi pembisinis sejak usia 12 tahun, lalu berhenti berbisnis diumur 37 tahun, artinya 25 tahun Rasulullah menjalankan bisnis. Sedangkan diumur ke Nabian Rasulullah dimulai pada umur 40 tahun dan wafat pada usia 63 tahun, artinya hanya 23 tahun Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul.
Ada dua hal yang dimiliki Rasulullah dalam menjalankan bisnis yang sukses. Yang pertama, modal yang dimiliki Rasulullah adalah kepercayaan. Jika orang sudah percaya maka tidak dibutuhkan uang yang banyak untuk punya jaminan atau aset untuk berbisnis, inilah yang dimiliki Rasulullah. Rasulullah sejak awal sudah dikenal dengan pribadi yang amanah, jujur, sehingga mendapat simpati dari orang. Dalam riwayat pernah dikisahkan, Rasulullah itu mendapatkan amanah dari titipan harta-harta anak yatim yang kemudian dikelola oleh Rasulullah dan keuntungannya dibagi untuk sesama mereka. Begitu juga ketika Rasulullah dikenal oleh Siti Khadijah. Rasululllah dianggap oleh Siti Khadijah adalah seorang yang amanah dalam menjalankan bisnis. Sehingga kepercayaan itu menjadi modal utama dan amanahlah yang bisa mendatangkan modal yang lebih besar.
Yang kedua, Rasulullah itu punya skill dan keterampilan dalam bisnis, yaitu sudah terasah jauh-jauh hari dan jiwa entrepreneur Rasulullah sudah ada sejak umur 12 tahun, lama dalam melintang di dunia bisnis. Maka ini memberikan kedewasaan Beliau dalam mengelola bisnis.
Apa yang harus diterapkan di era sekarang?
Dalam berbisnis ini memerlukan ilmu dan keterampilan beserta pengalaman dalam bisnis. Diera zaman modern ini seorang pedagang harus memiliki sifat amanah dan jujur, sehingga apabila seseorang melakukan transaksi dengan dirinya, orang tersebut merasa aman, tenang, dan menyakini patner bisnisnya adalah orang yang amanah. Seorang pembisnis itu juga harus memiliki keterampilan dalam perilaku (akhlak). Seorang pedagang sangat dibutuhkan cara berbicara yang baik, mempunyai gaya perilaku menunjukan keyakinan kepada konsumen, etika, akhlak, sifat jujur. Ini menjadi variabel yang sangat menentukan kita dalam berbisnis. Keterampilan itu bisa dibangun secara bertahap dan mudah dilatih, tapi mendidik orang untuk menjadi jujur, mempunyai akhlak yang baik ini pekerjaan yang cukup lama, karena perilaku itu sangat lekat dengan kepribadian seseorang.
Bagaimana meneladani Rasulullah dalam ber-ekonomi dan bisnis?
Rasulullah adalah seorang bisnisman yang sukses. Hal ini dibuktikan bahwa Rasulullah itu mempunya aset yang cukup banyak. Dalam satu riwayat dikisahkan bahwasanya Rasulullah memberikan mahar emas sebanyak 1,2 Kg ketika menikahi Siti Khadijah. Ini membuktikan bahwa Rasulullah itu bukan lelaki yang miskin dan yatim yang datang untuk melamar Siti Khadijah, Beliau adalah anak yatim yang mandiri, bekerja dan layak mempersuting wanita yang kaya raya di kota Mekkah yang waktu itu adalah Siti Khadijah.
Memasuki bulan maulid ini, kita bisa lebih luas mempelajari sisi Rasulullah, bukan hanya siapa orang tua dan bagaimana Beliau besar, tetapi sebagai seorang bisnismen mari kita dalami apa yang dilakukan Rasulullah, bagaimana pola dagang Rasulullah, perilaku Rasulullah dalam berdagang, bagaimana transaksi dilakukan Rasulullah dengan nonmuslim, bagaimana hutang piutang yang dilakukan Rasulullah. Sangat menarik dalam satu kisah Rasulullah menyuruh Sahabat Umar untuk membayarkan hutangnya kepada orang yahudi. Rasulullah membayarnya lebih banyak dari yang dipinjam Rasulullah kepada orang yahudi tersebut. Ini membuktikan bahwa akhlak Rasulullah memuliakan orang yang telah membantu ketika Beliau membutuhkan. Maka Rasulullah sebagai pribadi yang agung, berterimakasih kepada orang yang memberi hutang dengan cara ketika Beliau membayarkan melebihkannya. Maka kita sebagai seorang muslim dalam meneladani Rasulullah bukan hanya kita pelajari bagaimana beliau berdagang, tetapi juga harus kita teladani bagaimana interaksi beliau dalam kebaikan bukan hanya untuk yang punya transaksi dengan kita tetapi juga memberi manfaat kepada orang-orang disekeliling kita.[]