“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya. baginya ganjaran untuk apa yang diusahakannya, dan ia akan mendapat siksaan untuk apa yang diusahakannya.” (q.S. al-baqarah: 287).
Dia, diana ekarini, seorang pramugari sebuah maskapai penerbangan dengan karier yang cemerlang. Pernah menjadi pramugari ri-1 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Setelah menikah dengan ichsan kemudian melahirkan seorang putra abiyyu Nur hakim Jusafardilla, diana mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupnya yaitu mengundurkan diri dari jabatannya untuk lebih fokus mengurus keluarga. diana membuka bisnis kecantikan dan Wedding Organizer (WO) untuk mengisi waktu luang.
Ujian pertama datang saat suaminya jatuh sakit karena serangan jantung. Penyakit yang disebabkan karena gaya hidup yang salah. Penyakit ini membuat diana harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk suaminya. ternyata ujian ini awal untuk ujian selanjutnya dimana putra pertamanya abi mengalami sakit di kakinya, di saat itu pula ibu dua anak ini ditimpa musibah tersenggol truk yang membuat cedera pada tulang ekornya.
Abi hanya diberikan pengobatan seadanya oleh sang ibu hingga dia kembali bisa berlari-lari. Namun, kondisi ini hanya sebentar, abi kembali dirawat di rumah sakit di bawah pengawasan spesialis tulang. berbagai pemeriksaan dilakukan terhadap abi mulai dari tes mantoux (dengan menyuntikkan jarum suntik ke bawah pemukaan kulit) sampai tes bone marrow (bm). tes mantoux untuk mendiagnosis penyakit tuberculosis (tbC) dan tes bm untuk mendiagnosis leukemia .
Sebuah kisah nyata yang disusun secara apik oleh ibunda abi dengan bantuan co-writer ary Nilandari. Sebuah kisah yang mengajari arti kehidupan, kesabaran, perjuangan yang tiada henti, prasangka yang baik kepada sang khalik dan kebesaran jiwa dalam menerima segala takdir dari allah. ketika segala pengobatan telah ditempuh dengan banyak menghabiskan dana namun
sang anak tiada kunjung sembuh. diana akhirnya memutuskan mengambil alternatif lain yaitu menyedekahkan semua uang pengobatan abi dan berharap abi dapat sembuh dengan cara lain. dengan bersedekah sesungguhnya bukan hanya menolong orang lain yang membutuhkan tetapi yang terutama adalah menolong diri sendiri. (hal. 95).
Ketika membaca buku ini, anda akan menemukan keajaiban terapi sedekah ( the miracle of giving). bagaimana sedekah ini bisa mengantarkan kesembuhan kepada abi dan membuat kehidupan keluarga ini jauh lebih baik dan bahagia. Selain itu, buku ini juga memberi pengetahuan tentang penyakit leukemia dan terapi-terapi penyembuhan yang bisa dilakukan. ada juga terapi penyembuhan alami seperti terapi jus dan terapi air putih yang dibacakan doa.
buku ini cocok dibaca sebagai pedoman dan motivasi bagi orang tua yang mempunyai anak penderita leukemia khususnya, selebihnya cerita ini juga dapat dijadikan sebagai ibrah bagi kita bagaimana seharusnya sikap menghadapi hadiah dari Allah berupa ujian.