Gema JUMAT, 25 Desember 2015
Oleh : Sayed Muhammad Husen
Ummat Islam kembali memperingati maulid Rasulullah SAW, walaupun sebagian kita menganggapnya bid’ah. Setiap 12 Rabiul Awal dijadikan momentum untuk merefl eksikan totalitas sunnah Rasulullah SAW, sebagai pribadi agung. Dengan berbagai cara, ummat Islam merayakan kebesaran Rasulullah SAW dan kelengkapan ajaran yang disampaikan beliau. Bahkan, pada kesempatan ini, kita mengevaluasi, apakah perjalanan hidup ini telah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW dalam dakwahnya yang utama adalah revolusi akhlak. Sejak beliau belia menunjukkan akhlak yang baik, pribadi terpuji dan teladan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Sepanjang hidup beliau sebagai manusia biasa dan Rasulullah SAW telah menawarkan kearifan, keperkasaan dan kesempurnaan kepribadian, sehingga disegani lawan dan menjadi referensi sepanjang zaman. Akhlak beliau menjadi kekuatan perubahan.
Revolusi akhlak yang dilakukan Rasulullah SAW bukan hanya slogan dan kata-kata. Rasulullah SAW telah mengubah cara pandang dan sistem sosial masyarakat jahiliyah dengan sistem tauhid dan “actian” (tindakan nyata). Dengan tauhid, Rasulullah SAW menafi kan kesyirikan, thaghut dan penghambaan terhadap manusia. Tauhid menghapus feodalisme. Rasulullah SAW mempraktekkan tauhid itu dalam kehidupan nyata di Mekkah dan Madinah, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
Lalu, apa pentingnya kita mengulangi lagi revolusi akhlak sekarang. Bukankah kehidupan kita sudah semakin jauh dari keteladanan, kemanusiaan dan kearifan. Kita semakin jarak dengan kepribadian unggul, kesantunan dan “keberkahan” dalam berkata-kata. Kita semakin akrab dengan kekerasan, kekasaran dan kesombongan. Sistem sosial kita semakin mudah menerima keserakahan, sifat “animal” dan kesetanan lainnya. Media kita pun lebih banyak menulis dan menyiarkan akhlak buruk dibandingkan akhlak mulia.
Karena itu, cukup beralasan jika peringatan Maulid Rasulullah SAW tahun ini kita kembali meneguhkan tekad untuk menata akhlak bangsa ini dalam semua aspek kehidupan. Kita bisa memulai dari perbaikan akhlak pribadi, akhlak dalam keluarga dan akhlak bermasyarakat. Saatnya pula kita gali ajaran Rasulullah SAW untuk memperbaiki akhlak sosial, akhlak terhadap lingkungan hidup dan akhlak dalam bernegara. Termasuk akhlak pergaulan global.
Patut dicatat, bahwa sumber akhlah adalah tauhid. Justru komitmen tauhid yang melahirkan pribadi, masyarakat dan negara yang berakhlak mulia.