Oleh: Murizal Hamzah
MeroKoK menyebabkan serangan jantung, kanker paru-paru, gangguang kehamilan dan lain sebagainya. peringatan itu tertulis di bungkus rokok. Sengaja atau tidak, perokok membaca selintas info itu. Intinya, merokok itu membunuhmu. Namun tetap merokok. Peringatan untuk dilanggar.
Semua pihak sepakat ada ulama berfatwa bahwa merokok berada pada taraf haram, makruh atau setidaknya menyerukan jangan merokok. rRokok itu haram merujuk hadits riwayat Ibnu Majah, “Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat bagi orang lain baik permulaan ataupun balasan.” Di dalam sebatang rokok itu tersimpan berbagai racun mematikan jika diisap banyak setiap hari.
Tidak dibantah lagi, ki ta temukan perokok sebagai pasien jantung, paru-paru dan lain-lain di seluruh rumah sakit Aceh. Atau tidak merokok namun berteman dengan perokok alias perokok pasif. Tidak beli rokok, tidak mengisap rokok namun ikut mengisap asap rokok dari perokok aktif. Untuk itu, dibutuhkan keberanian dan keberanian masyarakat menegur perokok secara halus baik di rumah sakit atau ling kungan masjid. Anda pasti setuju, di dalam dan halaman masjid dilarang merokok.
Gaya hidup sehat ala Rasulullah harus kita gelorakan. Jika membezuk pasien di rumah sakit, kita temukan pasien karena pola hidup yang tidak sehat. Sudah paham merokok itu membahayakan dirinya, namun tetap merokok. Mereka inilah yang disebut beli penyakit dan berdalil tidak bisa bekerja tanpa merokok. Ini juga pernyataan bohong. Buktinya, selama berpuasa di bulan Ramadhan, jutaan umat Islam di pelosok dunia bisa tidak merokok lebih dari 10 jam. atau kita mendengar kisah yang sakit karena pola makan yang tidak beraturan.
Bukan karena kurang makanan bergizi. Malahan ada yang kelebihan makanan.
Bisa jadi hal ini terjadi karena kita melupakan hidup sehat ala Rasulullah. Suatu ketika, pada masa Rasulullah, seorang tabib asal Mesir diutus ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Setelah 8 bulan di Madinah, tabib itu kembali ke Mesir. Bukan karena tidak betah, malah ia dikenal akrab dan baik oleh warga Madinah. Namun tidak menemukan pasien yang berobat ke tempat prakteknya. Sedangkan di Mesir, jasanya lebih dibutuhkan.
Sebelum kembali ke Mesir, tabib itu pamit kepada Rasulullah SAW dan menanyakan rahasia Rasulullah dan umatnya sehat dan jarang sakit. Rasulullah menjawab “kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”.
Dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” [HR. Tirmidzi]
Dalam hal ini, penulis teringat pesan Prof Safwan Idris (alm) bahwa hidup jangan diperbudak oleh lidah. Sepiring makanan dinyatakan bergizi, renyah dan sebagainya setelah melewati lidah sebagai tukang jaga rasa. Setelah melewati lidah, makanan yang hingga ratusan ribu atau ribuan sama saja mengisi lambung. “Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah,” demikian kata Imam Syafi’i. Jika menghabiskan beberapa piring kuah beulangong, lazimnya tertidur.
Ada cara lain hidup sehat yakni Rasulullah meminum air dengan duduk terlebih dahulu. Cara ini menyehatkan secara ilmiah yakni ketika minum air dalam posisi berdiri akan ada katup yang belum siap menerima tekanan air dan ketika duduk katup itu terbuka dan siap menerima air.
Cara hidup sehat model Rasulullah yakni cepat tidur dan cepat bangun. Jika sudah waktunya tidur, Rasulullah SAW cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari kira-kira adalah seusai istirahat setelah shalat Isya, kurang lebih pukul 21.30. Kemudian pukul 03.00 bangun di pertiga malam untuk shalat malam. Dengan demikian waktu yang digunakan untuk tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, 24 jam dalam satu hari satu malam adalah sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi untuk tidur.