Sekolah Sambil Berkerja

gema JuMat, 04 september 2015 Kubah Rizki akbar Oleh : NA Ria Ison   Tepat 3 September, Aceh satusatunya provinsi yang memperingati Hari Pendidikan Daerah (Hardikda). Hal ini merupakan bagian keistimewaan yang dimiliki Aceh dalam bidang pendidikan. Walau begitu, tetap saja pelaksanaan pendidikan di Tanah Rencong tidak berbeda jauh dengan provinsi lainnya. Konon, penyelenggara sekolah … Read more

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

gema JuMat, 04 september 2015
Kubah Rizki akbar Oleh : NA Ria Ison
 
Tepat 3 September, Aceh satusatunya provinsi yang memperingati Hari Pendidikan Daerah (Hardikda). Hal ini merupakan bagian keistimewaan yang dimiliki Aceh dalam bidang pendidikan.
Walau begitu, tetap saja pelaksanaan pendidikan di Tanah Rencong tidak berbeda jauh dengan provinsi lainnya. Konon, penyelenggara sekolah tetap mengutip biaya resmi atau pun tidak dari siswa.
Sebagian besar siswa cukup beruntung karena semua kebutuhan dan biaya bersekolah disediakan orang tua. Anak semata-mata hanya dituntut fokus untuk belajar dan menuntut ilmu. Namun tidak semua anak harapan bangsa ini beruntung, karena sebagian diantaranya mesti berbagi waktu sekolah sembari bekerja.
Hal inilah yang mesti dilakoni M. Rizki Akbar. Pelajar kelahiran Lhokseumawe ini sangat faham bahwa ibunya, Rita Anggraini tidak dapat memanjakan si sulung dan ketiga adiknya, Maulana Zupriadi (17), Azwir Amar (10) dan Afikah Ramadhani (3).
Ibunya hanyalah seorang pekerja harian. Tugasnya menyiapkan belanja, meramu bumbu dan memasak penganan “mie caluek” dengan uang jerih jauh dari memadai. Beruntung, mereka diperbolehkan menempati rumah bagian belakang sekaligus tempat usaha majikannya yang disewa di kawasan Punge Blang Cut Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Rizki, panggilan akrabnya tidak dapat berharap banyak dari Supriadi, papanya untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Walau papa masih ada, namun orang yang tetap dihormatinya ini tidak memberikan nafkah dan kebutuhan biaya baginya beserta adik-adiknya. Kehidupan rumah tangga papa-mamanya tidak harmonis. Bahkan adik keduanya, Maulana tidak bersekolah karena ketiadaan biaya dan imbas dari disharmonis keluarga.
“Saya bekerja setengah hari, setelah pulang sekolah. Pada saat libur sekolah, saya baru bisa bekerja sehari penuh,” kata penggemar badminton ini. Rizki bekerja pada kerabat mamanya yang berprofesi sebagai tukang bangunan. Walau bekerja separuh waktu dan mengabaikan profesionalisme, pelajar yang bercita-cita menjadi polisi ini digaji lebih memadai dari ibunya.
Dari uang yang diterimanya, sebagian besar ditabung kembali. “Saya persiapkan untuk menghadapi ujian yang biasanya mengeluarkan biaya besar,” sebutnya. Sebagian lagi ia pergunakan untuk jajan bersama adik-adik. Dari hasilnya berpeluh keringat ia juga dapat membeli seragam sekolah, baju hari raya maupun untuk pengadaan peralatan tulis lainnya.
Dengan minimnya waktu untuk belajar serta tempat kurang mendukung, ternyata ia dapat meraih nilai tinggi. “Saya meraih juara II saat masih di SMP,” tambah alumni SMP Muhammadiyah I Banda Aceh ini.
Sebenarnya pelajar yang bercita-cita menjadi polisi ini sempat diterima saat mendaftar di sekolah kejuruan teknik otomotif negeri. Namun tabungan uang yang dikumpulkannya ternyata tidak cukup untuk mendaftar ulang dan membayar persyaratan administrasi. Karenanya ia kemudian mendaftar dan diterima menjadi siswa di Madrasah Aliyah Darussyari’ah, yang dikelola pengurus Masjid Raya Baiturrahman.
Siswa kelas XI jurusan MIA ini tidak merasa rendah diri atas apa yang telah dijalaninya. Bahkan ia bersyukur karena dapat membantu ibunya. Keinginannya suatu saat, ia dapat lebih berbuat lebih banyak guna membahagiakan mama dengan menyekolahkan adik-adiknya.
“Saya tidak ingin menyusahkan mama dan ingin menyenangkan mama dan adik-adik,” tambah peraih juara III MTQ tingkat SLTP 2014 ini. Semoga.
Kisah Rizki, adalah potret pendidikan. Masih banyak Rizki lainnya yang ada di ranah “istimewa bidang pendidikan,” yang terpaksa berjibaku dengan waktu belajar dan bekerja demi meraih cita-cita.

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

DINAMISASI AL-QUR’AN SEPANJANG ZAMAN

Gema JUmaT, 13 JUNI 2017 Oleh. Zaki MuttaQien, SQ Al-Qur’an yang mulia. Semua orang mengetahui bahwasannya al-Qur’an adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada umat manusia

Memperingati hari Pahlawan

Gema JUMAT, 11 NOVEMBER 2016 Melalui peringatan hari pahlawan, sebagai masyarakat yang baik dan menghargai jasa-jasa pahlawan, kita harus bangkit menjadi masyarakat yang selalu berjuang

Generasi Rabbani

Oleh: H. basri a. bakar “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, danmencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Manfaatkan Sepuluh Terakhir Ramadhan

GEMA JUMAT, 24 MEI 2019 Oleh: H. GAMAL ACHYAR,Lc.M.Sh Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar  takwa. Sesungguhnya Allah Jalla wa ‘Ala, Dialah Yang Maha Pengampun. Allah Jalla wa

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman