Gema JUMAT, 4 September 2015
Oleh : Ameer Hamzah
Alhamdulilah, Tabloid Jumatan Gema Baiturrahman sudah berusia 22 tahun. Ia lahir dan besar atas dukungan jamaah Masjid Raya Baiturrahman dan masjid-masjid yang lain di Banda Aceh. Tanpa dukungan jamaah Gema mungkin sudah lama “gulung tikar” mengikuti jejak tabloidtabloid Islam lainnya yang terkubur tanpa batu nisan.
Gema Baiturrahman bertahan “semata-mata karena cinta”. Cinta Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, almarhum Tgk H. Soufyan Hamzah dan penerusnya Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA, cinta para pembaca setia jamaah masjid, cinta pemerintah Aceh, dan tentunya cinta para pengurus yang bekerja tanpa kenal waktu demi terbitnya tabloid yang menyuarakan dakwah islamiyah ini.
Gema lahir masa periode kepengurusan Remaja Masjid Raya yang dipimpin oleh Ir. Basri A. Bakar dan Drs. Ridwan Johan. Sebelum itu, Basri dan kawan-kawan juga sudah pernah menerbitkan Koran Media Baiturrahman seukuran koran harian. Namus naas, koran itu mati setelah beberapa edisi. Kemudian Basri dan sejumlah orang-orang muda (waktu itu), antara lain; M. Jakfar Puteh, Mahlil Idham, Ridwan Johan, Ameer Hamzah, Sayed Muhammad Husen, M. Nur Ar, Fairuz M. Nur, Natsir Jamil, Murizal Hamzah, Mukhlisuddin, Helmi Hasballah, Nora Faulina, Nurfajri dan Fauziah menerbitkan Gema Baiturrahman yang berbentuk tabloid.
Awal penerbitan Basri A Bakar dipilih sebagai Ketua Pengarah dan Ameer Hamzah sebagai Ketua Penyunting. Gema dicetak oleh Percetakan Negera Banda Aceh. Beberapa nomor setelah itu, menjelang mengurus SIT ke Departemen Penerangan di Jakarta, susunan redaksi dirubah, Ameer hamzah menjadi Ketua Pengarah dan Basri A Bakar menjadi Ketua Penyunting.