Gema JUMAT, 27 Mei 2016
Kasus kejahatan, pelecehan, pencabulan dan pemerkosaan anak kian marak di Indonesia, tak terkecuali di Aceh. Sehingga Presiden Joko Widodo memerintahkan kementerian terkait untuk merumuskan Perppu (Peraturan pemerintah pengganti undang-undang) sebagai payung hukum untuk kejahatan tersebut. Rancangan Undang-undang yang berisi penghapusan kekerasan seksual yang mengatur penanganan pada kasus pelecehan seksual sampai penyiksaan seksual.
Disaat pemerintah sedang konsen dengan undang-undang perlindungan anak, alangkah baiknya kita sebagai orang tua lebih peduli dengan anak-anak kita. Sudahkah kita berbicara dengan anak kita mengenai kegiatannya yang dihadapi, minimal sepuluh menit perhari khususnya saat makan bersama. Dengan meluangkan waktu berbicara dengan anak kita, maka kita bisa mendeteksi apakah ada tindak pelecehan yang dilakukan orang dewasa terhadap anak kita atau tidak, gejala yang diperlihatkan oleh anak kita diantaranya ketakutan dan respon yang luar biasa hingga perubahan anak yang tiba-tiba,
Usia tergolong anak-anak sejak lahir hingga berumur 18 tahun. Jadi bayangkan jika orang tua sering menggunakan waktu sepuluh menit saat makan berbicara dengan anak-anak setiap harinya, memberi nasihat sesuai usianya. Maka dengan sendirinya, anak bisa terbuka sejak kecil hingga berusia remaja, untuk curhat, bahkan serita apa yang ia hadapi dilingkungan sekitarnya.
Orang tua harus sudah serius mulai sekarang dengan berbagai bencana moral negeri ini, sudah cukup anak-anak di Banda Aceh, Simeulue, Aceh Besar, Pidie dan Singkil yang menjadi korban seksual, kalau kita tidak lindungi, maka siapa lagi. Ajarkan bagaimana anak kita menghindari tindakan kejahatan disekitarnya. Hanya sepuluh menit bersama mereka, rutin setiap hari, jika setahun ada 525.600 menit, kita hanya meluangkan waktu sepuluh menit saja perhari dengan anak hingga beranjak usia 18 tahun, maka hasilnya akan berdampak positif dengan perilaku, moral dan sebagainya ketika ia berusia 20 tahun. Nelly
