Shalat Bentuk Karakter Umat

GEMA JUMAT, 5 APRIL 2019 Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad sebagai figur pengejawantah perintah Allah SWT. Umat muslim diperintahkan untuk mendirikan salat karena menurut Surah Al-’Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Sedangkan, menurut istilah, […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

GEMA JUMAT, 5 APRIL 2019

Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad sebagai figur pengejawantah perintah Allah SWT. Umat muslim diperintahkan untuk mendirikan salat karena menurut Surah Al-’Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi menjadi kafir dan mereka yang meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang, seperti Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.

Karakter Spritual Guru Besar Filsafat Islam Universitas Islam Negeri (UIN) AR Raniry Banda Aceh, Prof Dr Tgk H Syamsul Rijal, M.Ag menjelaskan, shalat ditunaikan dengan khusyu’ memenuhi syarat dan rukunnya, tidak hanya memperoleh pahala serta bebas dari dosa namun, akan memperoleh binaan spiritual yang langsung dirasakan oleh setiap pelakunya.

Menurut Prof Syamsul, kewajiban shalat punya peran penting dalam pembentukan karakter personal kaum muslimin, sekaligus jika ditunaikan secara jamaah akan menciptakan sinerjisitas transpersonal, dikarenakan enerji positif tercipta dari even shalat berjamaah.

“Kita sapakat, jamaah bukan sebatas menyambung silaturrahim transpersonal, tetapi juga membentuk sense humanity yang jadi karakter sosio-religi yang setiap kali diperlukan umat dalam sesi berkehidupan,” jelas mantan Rektor III UIN Ar Raniry ini.

Karena itu, ia mengajak setiap muslim untuk memperhatikan dan mengevalusi setiap saat ibadah shalatnya. “Shalatlah dengan khusyuk, shalat lahir batin. Pahami secara seksama apa yang diucapkan masukkan ke dalam hati dan pikiran apa yang dikerjakan, pahami dengan bijak serangkaian doa dan bacaan dalam shalat,”

Menurutnya, kondisi inilah yang mengantarkan fungsi bagi setiap pribadian ketika menunaikan shalat. “Hindari shalat sebagai bentuk rutinitas dan tradisi belaka, jadikan shalat sesuatu yang dibutuhkan lahir batin disanalah seseorang akan mengenyam nikmatnya ibadah shalat.

Selain itu, kata Prof Syamsul, dalam shalat juga harus diperhatikan tumakninah dalam setiap menunaikan rukun shalat karena disana akan menyelaraskan setiap anatomi tubuh yang bergerak dalam setiap napas perkataan, perbuatan dan tata cara shalat. “Sehingga, dengan itu dapat meraih nikmat ibadah shalat dengan menunaikannya secara khusyuk,” ujarnya.

Ibadah Istimewa
Ketua Prodi Ilmu Agama Islam Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh, Dr Tgk H A Gani Isa, SH, M.Ag, menambahkan, ibadah shalat sebuah fardhu ain bagi setiap mukallaf. Baik secara teori dan praktik tidak terbantahkan oleh apapun tentang kehebatan makna dan mamfaatnya Ibadah shalat bagi setiap muslim.

Untuk menerima perintah Shalat ini, menurut Tgk H A Gani Isa, secara langsung Allah SWT undang utusannya yang mulia bertemu dengan Allah, dan berbeda dengan perintah dan kewajiban lainnya melalui wahyu lewat jibril.

Senada dengan Prof Syamsul Rijal sebelumnya, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Ar Raniry ini juga berpendapat bahwa ibadah shalat memberi nilai dan makna penting bagi pembentukan pribadi dan karakter manusia, untuk jadi pribadi Muhsinin dan Muttaqin.

“Shalat yang dilakukan dengan baik dan sempurna, akan memberi dampak positif bagi setiap pelakunya, sebagaimana diisyaratkan Allah, innassalata tanha anil fahsyai wal munkar, Sesungguhnya, shalat itu dapat dari perbuatan keji dan munkar,” paparnya.

Untuk sampai ke tahap tersebut, kata Tgk A Gani Isa, setidaknya shalat harus dilakukan dengan khusyuk. “Khusyu’
dimaknai dengan al inhifat, yaitu menundukkan diri pada perbuatan yang sedang dilakukan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sebagai contoh khusyu’ misalnya, adanya hudhurul qalbi, yaitu hadirnya hati sekaligus konsentrasi pada apa yang sedang dikerjakan. Dengan kata lain, ketika sudah takbir dapat memisahkan diri dengan dunia luar dan masuk pada dimensi ilahiyyah.“Inilah yang disebut dengan ihsan. Ihsan yaitu, antkbudallaha kaannaka tarahu, fainlam tarahu fainnahu yaraka,” katanya menjelaskan. Apalagi, lanjutnya, dalam shalat paham dengan makna yang diucapkan.

“Jadi, shalat yang demikian akan memberi nilai yang positif bagi pelakunya, dan bila hanya sebatas rutunitas, sudah tentu ruh salat tidak bermakna bagi dirinya,” ujar anggota MPU Aceh ini.

Manifestasi Shalat

Sementara itu, Dr. Tgk. H. A. Mufakkir Muhammad, MA , Dosen pengajar Ilmu Alquran dan Tafsir Pascasarjana UIN Ar-Raniry, lebih jauh memamparkan tentang kontribusi shalat dalam pembentukan umat yang sangat luar biasa, Menurut Tgk A Mufakkir, shalat menjadikan mushallin berakhlaq mulia, bahagia dan senang dalam kesehariannya. hal ini kata dia, berdasarkan fi rman Allah dalam surat Thaha ayat 130.

Pertanyaannya, shalat yang bagaimana yang dapat membentuk dan memperbaiki akhlaq dan etika manusia? Mufakkir menjelaskan bahwa, shalat yang memperbaiki aklhak manusia adalah shalat seseorang yang mengetahui bahwa Allah SWT sedang melihat hamba-Nya yang sedang shalat.

Baik Prof Syamsul, Dr A Gani Isa, dan Dr A Mufakkir, ketiga narasumber sepakat bahwa semakin bagus shalat seseorang, semakin bagus pula sikap dan prilakunya, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Qs. Al Ankabut, 45). Sejak sekarang, azamkan diri kita untuk selalu memperbaiki dan mengevaluasi ibadah shalat yang telah diwajibkan Allah lima kali dalam sehari. Marmus

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

SYUKUR DAN KEMBALI KE FITRAH

Jum’at, 01 Juli 2016 Surat al-Baqarah ayat 185 “….Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur….” Ayat ini adalah potongan

Konferensi Internasional Ekonomi Islam

Konferensi Internasional tentang kebijakan publik berorientasi syariah dalam kerangka Sistem ekonomi Islam yang digelar di Banda Aceh melahirkan 14 rekomendasi. Rekomendasi tersebut ditujukan bagi negara-negara

Membumikan Al-Quran

GEMA JUMAT, 28 JULI 2017 Khatib: H. Masru Aidi, Lc, Pimpin Dayah Babul Maghfi rah Cot Keueng, Aceh Besar Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman