GEMA JUMAT, 5 APRIL 2019
Dr. Damanhuri Basyir, M.Ag – Ketua MPU Kota Banda Aceh
Isra’ dan Mi’raj adalah dua peristiwa penting dan merupakan salah satu mukjizat Rasulullah yang menembus batas alam fikiran manusia saat itu. Dengan Isra’ dan Mi’raj sesungguhnya para sahabat sedang diuji oleh Allah SWT. Ujian di sini kaitannya dengan kualitas keimanan yang menghujam di dada. Dengan kata lain, apakah mereka mempercayai sekaligus membenarkan peristiwa yang berada di luar nalar logika manusia tersebut atau malah mengingkarinya. Simak wawancara singkat Wartawan Tabloid Gema Baiturrahman Indra Kariadi dengan Ketua MPU Kota Banda Aceh, Dr. Damanhuri Basyir, M.Ag.
Bagaimana makna Isra’ Mi’raj?
Didalam al-Quran Allah mengatakan menjalankan hamba. Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah.
Apa momentum sejarah Isra’ Mi’raj ?
Kita melihat sejarah Isra’ Mi’raj adalah Allah ingin menghibur Nabi. Setelah beberapa tahun mendakwahkan agama Allah kepada kaumnya dengan didampingi dan dilindungi oleh dua orang kuat suku Qurays, yakni pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah, maka pada tahun ini Rasulullah pun harus rela ketika keduanya dipanggil menghadap Allah. Siti Khatidjah itu adalah pemback up dakwah Nabi yang membela Nabi dan menjadi donatur tetap dalam perjuangan dakwah Nabi. Ketika meninggal Siti Khatidjah, Nabi sangat terpukul dan secara kejiwaan Allah ingin menampakkah kepada hambaNya bahwa Allah itu sangat sayang pada hambaNya. Dalam hal ini apa yang dialami oleh hamba Allah itu tidak lepas dari pantauan Allah. Allah memantau, memerhatikan dan juga bisa membalas kapan saja jika Allah mau. Maka yang jadi pada diri Nabi Muhammad SAW adalah Allah ingin menjalankan hambaNya yang sedang bersedih. Bukan berarti Allah mendatangkan kesedihan berupa sia-sia. Secara lahiriah dilihat apapun yang dijalanakan hamba tidak lepas dari pantauan Allah dan apapun yang dilakukan manusia Allah tidak menyia-yiakan dan apapun yang dilakukan hamba yang patut pada Allah selalu dalam naungan Allah dan Allah tidak menyiakan begitu saja.
Apa filosifi hati telah dibersihkan?
Dalam diri manusia itu ada tiga, yang pertama ada jiwa, didalam jiwa itu ada qalbu, didalam qalbu ada fuad, yang paling dalam itu adalah hati. Dalam kehidupan manusia, kita ini lebih banyak memperturutkan nafsunya yang bersifat duniawi, keinginan-keinginan yang sifatnya sementara. Kebanyakan manusia sekarang tidak melihat hati yang paling kecil itulah yang menentukan kadar iman. Pembersihan hati itu secara filosofi adalah pembersihan dari nafsu, pembersihan hati ini dilakukan oleh Jibril setelah dibersihkan maka dimasukkan ilmu hikmah. Maka setelah hati Nabi disucikan, Nabi melihat semua manusia sebagai makhluk Allah, Nabi tidak pernah emosi, tidak pernah marah, hidup Nabi tenang.
Shalat berpengaruh pada perubahan karakter?
Manusia yang sanggup melaksanakan shalat adalah manusia yang sudah merasakan dirinya sebagai abdun (hamba). Posisi hamba itu kita harus pahami dimana posisi kita, kita harus tahu dimana kita hidup, kita harus tahu siapa yang menguasai dunia ini, dan juga kita harus tahu apa kewajiban-kewajiban kita. Shalat itu diterima oleh Nabi kita, manusia yang sudah sampai melaksanakan shalat adalah manusia yang sudah sampai tingkat abdun. Shalat itu adalah Isra’ Mir’aj kaum muslimin.
Selanjutnya, Apa makna Isra’ dan Mir’aj dalam menyucikan Nabi?
Dunia ini adalah ladang untuk menanam bekal akhirat. Maka dalam kajian tasawuf dunia ditinggal sama sekali, artinya dunia ini tetap kita butuhkan. Kita ingin mendapatkan pahala sedekah, maka kita wajib memiliki kekayaan dan amalan lainnya. Dunia ini kita kuasai, tapi jangan diletakkan didalam hati. Biar hati kita hanya mengingat Allah. Kekayaan itu boleh, tetapi kekayaan itu jangan memnbuat kita menghalangi berhubungan dengan Allah. Kita harus menjadi manusia semakin kaya semakin mudah melaksanakan perintah Allah.
Dalam surah Al Isra, Apa makna dari kata abdun (hamba)?
Hamba itu sebagai dalam terjemahan budak. Makna secara harfiah kita tahu posisi kita diciptakan Allah, apa yang kita pakai, apa yang kita gunakan adalah milik Allah. Jadi dalam hal lain adalah budak dalam rumah tangga. Sebagai hamba yang tinggal didunia ini hanya milik Allah, bagaimana kita tidak shalat? Bagaimana perbuatan kita bisa disenangi oleh Allah, sedangkan kita tinggal di rumah Allah. Kita harus menjunjung tinggi persatuan yang sudah terbangun. Bukan malah kita membuat kelompok dengan cara membenci kelompok orang lain dan juga kita jangan membenci makhluk lain, sama dengan kita membenci makhluk Allah yang diciptakan Allah. Persatuan itu harus dibangun dengan membuang sifat ingin hidup sendiri.
Pendapat Anda soal kondisi akhir-akhir ini?
Kondisi terakhir saat ini terjadi karena ada diantara manusia tidak peduli terhadap hak-hak orang lain. Tugas manusia itu adalah seorang khalifah diatas bumi. Maka manusia yang berhati suci, maka dia melihat secara keseluruhan bahwa diatas dunia ini adalah makhluk Allah semuanya dan memiliki hak tinggal seluruhnya diatas dunia ini dan bagaimana cara mereka berbuat baik untuk kepentigan semuanya.