Siapa Sebenarnya Ahlusunnah Wal Jamaah

Gema JUMAT, 29 Januari 2016 Khutbah Jum’at, Khatib Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc, MA, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Fenomena yang sedang berkembang hari ini di kalangan umat Islam ialah munculnya sikap sebagian individu atau kelompok bahwa hanya dirinya atau kelompok mereka yang paling benar secara akidah dan amaliyah, sementara kasikan sebagai […]

...

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Gema JUMAT, 29 Januari 2016
Khutbah Jum’at, Khatib Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc, MA, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry
Fenomena yang sedang berkembang hari ini di kalangan umat Islam ialah munculnya sikap sebagian individu atau kelompok bahwa hanya dirinya atau kelompok mereka yang paling benar secara akidah dan amaliyah, sementara kasikan sebagai orang yang salah dalam memahami Islam, baik secara akidah maupun amaliyah. Bahkan, kadangkala di antara individu atau kelompok tersebut sampai pada ta lain. Padahal, sesungguhya setiap individu dan kelompok, baik di pihak yang mengklaim maupun yang diklaim, sama-sama mengaku berakidah dengan benar, yaitu akidah ahlussunnah wal jamaah.
Dalam konteks ke-Acehan, ada sejumlah kalimat yang diungkapkan secara verbal untuk menggambarkan fenomena klaim kebenaran yang terjadi dalam kelompok Islam di Aceh, yaitu: nyan ka sesat; ka uwie bacut; ka temereuka ngen gure; nyan muhammadiyah; nyan agen wahabi; nyan ka ibnu Taimiah dan sejenisnya.
Ada dua hal yang kadang-kadang telah meresahkan masyarakat Aceh hari ini. Pertama, munculnya aliran sesat atau usaha pendangkalan akidah umat Islam di Aceh. Timbulnya hal ini terjadi setelah peristiwa tsunami, tetapi belum diketahui penyebabnya, apakah dikarenakan banyak pihak asing yang membantu Aceh ketika tsunami atau memang akidah sebagian umat Islam di Aceh sudah sangat rapuh. Menyalahkan pihak asing yang masuk ke Aceh untuk membantu korban tsunami, belumlah dikatakan sebuah alasan yang tepat. Untuk kasus yang pertama ini, lebih mudah diselesaikan, karena semua Muslim di Aceh sepakat menolak aliran sesat. Kedua, tuduhan sesat.
Perkara ini lebih berbahaya dibandingkan hal pertama sebelumnya. Alasannya, hal yang pertama telah secara jelas sesat dan dilakukan oleh pihak nonmuslim serta sasarannya ialah masyarakat awam. Di samping itu, untuk men membutuhkan waktu lama dan tidak terlalu sulit. Sedangkan perkara yang kedua, yaitu tuduhan sesat, dilakukan oleh orang Islam kepada orang Islam. Tuduhan ini dilakukan bukan oleh masyarakat awam, tetapi oleh elit agama, dan kemudian sasaran dan tujuannya adalah orang-orang tertentu pula. Penyebabnya, kadangkala hanya karena tidak satu almamater dengan pihak yang menuduh sesat tersebut atau dengan tujuan untuk membunuh karakter seseorang, sehingga dia dicap sesat oleh masyarakat. Ini merupa   elesaikan. Dahulu, pernah terjadi tuduhan seperti itu manakala dilekatkan pada Syeikh Hamzah al-Fansuri. Kemudian, diketahui faktor dari tuduhan tersebut lebih bersifat politik, tetapi efek negatifnya sampai hari ini masih begitu kental.
Pada dasarnya, semua pihak tidak menerima dirinya diklaim sesat, karena semua orang merasa bahwa tidak ada yang keluar dari prinsip-prinsip Islam dan masing-masing mengakui dirinya sebagai ahlusunnah wal jamaah. Berdasarkan hal tersebut di atas, timbul sebuah pertanyaan penting harus dijawab, yaitu siapa sebenarnya Ahlusunnah wal Jamaah?.
siapa yang disebut Ahlusunnah wal Jama`ah, dapat dilihat langsung pada hadist Rasulullah Saw;
Artinya: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad di tanganNya, akan terpecah umatku kepada tujuh puluh tiga (73) golongan, satu masuk syurga dan yang lain dalam neraka, lalu Sahabat bertanya, siapa mereka ya Rasulullah?,Beliau menjawab: Ahlusunnah wal Jama`ah. (H. R. Thabarani).
Dalam hadist di atas, belum dijelaskan siapa yang dikatakan dengan golongan Ahlusunnah wal Jama`ah. Untuk menjawabnya, dapat dilihat pada hadits yang lain yaitu;
Artinya: Bawasanya kaum Bani Israil terpecah kepada tujuh puluh dua (72) golongan dan akan terpecah umatku kepada tujuh puluh tiga (73) golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu. Sahabat bertanya; siapa yang satu itu ya Rasulullah? Beliau menjawab; peganganku dan pegangan Sahabatku. (H. R. Tarmizi).
Hadits di atas dengan jelas telah memberikan keterangan tentang siapa yang dikatakan Ahlusunnah wal Jama`ah. Pada hadist Thabarani sebelumnya, hanya memberikan gambaran isyarat bahwa golongan yang akan masuk syurga adalah Ahlusunnah wal Jama`ah, tetapi tidak mem usunnah wal Jama`ah ialah golongan kaum Muslimin yang berpegang dengan AlQur`an dan Sunnah Nabi Saw, dan mengikuti manhaj sahabat-sahabatNya.
Kesimpulannya, pengertian Ahlusunnah wal Jama`ah di kalangan umat Islam bukan dilihat pada baju yang dipakainya, bukan pada organisasinya, bukan pada lulusan apa, dan bukan juga pada almamaternya, tetapi sejauhmana ia berpegang kepada al-Qur`an yang telah menjadi pegangan Rasulullah sendiri dan juga sahabatsahabatnya dan juga kepada hadits.
Kemudian, yang menjadi tolak ukur seseorang itu sesat atau keluar dari prinsip Ahlusunnah wal Jama`ah ialah sejauhmana ia keluar dari al-Qur`an dan hadist.     Siapa Assya`irah dan alMatuduriah? Asyai`rah dan al-Matuduriah merupakan pengikut dua tokoh inti dalam Firqah Ahlusunnah wal Jama`ah yang muncul pada abad ketiga Hijriah, yaitu:
Abu Hasan al-Asy`ari dengan nama lengkapnya ialah Abu Hasan Ali bin Ismail al-Asy`ari, nisbah kepada neneknya Abu Musa al-Asy`ari. Beliau dilahirkan di Basrah-Irak pada tahun 260 Hijriah dan wafat pada tahun 337 Hijriah.
Abu Mansur al-Maturidi dengan nama lengkap beliau ialah Muhammad bin Mahmud bin Mansur al-Maturidi. Dilahirkan di desa Maturid-Samarkand pada abad ketiga Hijriah dan wafat pada tahun 332 Hijriah.
Prinsip-prinsip yang dikembangan oleh kedua tokoh besar ini sesuai dengan prinsip Salaf dan Khalaf, diterima oleh Fuqaha dan Muhaddisin dan diikuti oleh semua kaum muslimin. Hal ini dikarenakan prinsip teologi Ahlusunnah wal Jama`ah yang tidak menggunakan peran akan atau rasional semata, tetapi prinsip jalan tengah antara akal (rasional) dan naqal (al-Qur`an dan hadist). Dinamakan dengan Ahlusunnah, karena selalu berpegang dengan al-Sunnah dalam segala perkara umat, sehingga masyhur dalam satu kaidah di kalangan ulama kalam:
Artinya: apabila disebut Ahlusunnah wal Jama`ah maka maksudnya ialah orang yang mengikuti prinsip/faham Abu Hasan al-Asy`ari dan Abu Mansur al-Maturidi.
Namun demikian, nah wal Jamaah dengan Asya`irah dan Matuduriyah perlu didalami ulang, karena Abu Hasan Asyari baru lahir pada tahun 260 Hijriah. Sedangkan para Imam Mazhab; Abu Hani Ahmad bin Hanbal, mereka sudah wafat sebelum Asya`ri dan Maturidi lahir. Ini berarti bahwa tidak sempat mengikuti Asy`ari dan Maturidi. Maka, yang tidak mengikuti Asya`irah dan Matuduriah bukan Ahlusunnah, maka Imam Mazhab tidak dianggap Ahlusunnah, karena sudah lebih dahulu tiada. Oleh karena itu, agar masuk dalam sebutan Ahlusunnah wal Jamaah, generasi mulai dari generasi Rasulullah, sahabat, tabi` tabi`in dan seterusnya. Dengan de nah ialah; golongan kaum muslimin yang berpegang dengan al-Qur`an dan Sunnah mulai dari masa Rasulullah hingga hari kiamat. Hal itu yang disebut Ahlusunnah wal Jamaah. Termasuk di dalamnya para imam-imam mazhab yang empat.
Prinsip Ahlusunnah wal Jama`ah Para Ulama telah merumuskan prinsip-prinsip dasar golongan Ahlusunnah wal Jama`ah, sebagai berikut:

  1. Baik ialah apa yang baik menurut syara, dan yang buruk ialah apa yang dianggap buruk oleh syara` 2. Iman adalah Tasdiq dan amal adalah penyempurna iman
  2. Pelaku dosa besar terserah kepada Allah, jika dikehedaki azab diazab dan jika dikehendaki maaf dimaafkan
  3. Isbat sifat maa`ni pada Allah
  4. Dapat melihat Allah di hari kiamat Allah tidak wajib melakukan sesuatu dan Allah berbuat apa saja yang dikehendaki
  5. Perbuatan hamba ciptaan Allah, hamba hanya berusaha
  6. Allah menghendaki yang baik dan yang buruk
  7. Jalan wajib ma`rifah adalah syara`
  8. Isbat (adanya) syafa`at pada Rasulullah Saw dengan izin Allah. Keagungan akidah golongan Ahlusunnah wal Jama`ah terletak pada   dan menyesatkan orang lain sesama Islam. Apalagi hanya karena perbedaan   semata, kecuali berdasarkan dalil syar`i yang benar.   Berbeda dengan golongan non-Ahlusunnah wal Jama`ah yang saling   kan orang lain hanya karena tidak satu kelompok dengannya. Klaim jaminan syurga bagi Ahlusunnah dan neraka bagi orang lain, bukanlah cermin dari sikap dan kepribadian Ahlusunnah, karena hak syurga ialah hak orang yang ta`at dan hak neraka ialah hak orang maksiat, sementara syurga bukan di tangan manusia, tetapi di tangan Allah Swt. Wallahu A`lam bissawab

Dialog

Khutbah

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Menyampaikan Kebenaran

GEMA JUMAT, 12 JANUARI 2018 Oleh H. Basri A. Bakar “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

Antisipasi Prilaku Menyimpang Sejak Sekarang

GEMA JUMAT, 07 APRIL 2017 Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan,

PKA VIII  Bangkitkan Ekonomi Aceh dari Kelesuan

“Harapan kita, PKA ke-8 akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh, karena selain keindahan alam, kebudayaan Aceh pun tak kalah menariknya untuk dinikmati, dikaji, dan diapresiasi,” harapnya.

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman