Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
“Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka, (maka buatlah), kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil”. (QS Al-Anam: 35).
Pada ayat-ayat sebelumnya juga terdapat ayat yang berkaitan dengan dukungan motivasi serta hiburan kepada Rasulullah disaat orang-orang tidak memberi perhatian dan mengingkari dakwah yang dibawakan oleh Rasulullah. Ayat ini sambungan dari ayat sebelumnya. Allah menerangkan bagaimana lelahnya Rasulullah menghadapi kaumnya.
Dalam penggalan di awal ayat bermaksud agar Rasulullah jangan merasa keberatan atas sikap mereka yang berpaling dari Allah. Jika seandainya Rasulullah merasa keberatan, Rasulullah diperintahkan mencari suatu mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan tentu saja Rasulullah tidak sanggup. Hal tersebut tidak bermanfaat bagi mereka, karena menunjukkan orang yang tidak diinginkan Allah memperoleh hidayah bukanlah kemampuan Rasulullah.
Karena itu, Rasulullah diperintahkan bersabar sampai datang keputusan Allah. Kemudian, pada pertengahan penggalan ayat Allah menyatakan, bahwa masalah petunjuk adalah hak prerogatif Allah, sedangkan Rasulullah hanyalah bertugas menyampaikan kebenaran. Namun hikmah Allah menghendaki untuk membiarkan mereka di atas kesesatan.
Begitulah tugas dakwah, tidak ada kewajiban bagi juru dakwah untuk dapat memberikan petunjuk orang-orang kepada jalan Allah, karena kewajibannya hanya menyampaikan dakwah saja. Tetapi seiring waktu dan perkembangan teknologi, banyak membantu para juru dakwah untuk menyampaikan informasi tentang kebenaran risalah Allah. Hal tersebut menyebabkan para pendakwah dapat memberikan alasan, hujjah dan argumentasi yang jitu terhadap dakwahnya.
Hal tersebut banyak dilakukan oleh juru dakwah muslim, baik di dunia timur maupun di barat. Penjelasan logis dan ilmiah serta akurasi prediksi al-Qur’an telah banyak dibuktikan dalam bidang keilmuan, baik sains, teknologi, biologi maupun alam kosmik. Jadi perkara dakwah sekarang cenderung lebih didukung oleh fakta-fakta dan kebenaran empiris.
Sedangkan yang dimaksud dengan orang-orang jahil dalam ayat ini adalah orang-orang yang tidak mengetahui hakikat perkaranya dan tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Allah mengingatkan Rasulullah untuk tetap sabar dan tabah dalam tugas dakwahnya, serta terus menerus istiqamah dalam risalah ilahiyah ini dan ternyata kesabaran dan petunjuk Allah, Islam bisa tersebar sampai hari ini, dan Insya Allah besok dan lusa dan seterusnya sampai hari kiamat.
Itulah nikmat dan karunia Allah, memberikan perintah kepada Rasulullah, namun, sebagai seorang manusia biasa, Rasulullah kadangkala berkeluh kesah, sehingga dengan sifat ‘Rahman Rahim’-Nya, Allah memberikan dukungan dan motivasi kepada Rasulullah agar kembali kuat mengemban dakwah. Bagaimana dengan dakwah kita? Wallahu musta’an.