Kemarin, Rabu 14 Februari 2024 sekitar 204 juta rakyat Indonesia mencelupkan ujung jari ke tinta. Kegiatan rutin setiap lima tahun sekali dilakukan setelah memilih calon presiden, calon wakil presiden, calon anggota dewan dan calon anggota DPD.
Siapa yang terpilih? Hasil resmi diumumkan oleh KPU pada 20 Maret 2024. Hasil hitung cepat sudah beredar beberapa jam setelah pemilihan selesai. Berdasarkan hasil hitung cepat sudah muncul nama pemenang. Sementara bagi pendukung yang kalah menurut hasil hitung cepat bisa menunggu hitung nyata oleh KPU yang akan diumumkan pada 20 Maret 2024.
Sekadar catatan awal, memilih pemimpin dan wakil rakyat dengan sistem satu orang satu suara berasal dari demokrasi barat. Memilih pemimpin melalui kotak suara itu berarti pilihan intelektual dengan yang bangai punya nilai sama yakni satu suara. Dalam Islam memilih umara melalui musyawarah yang dihadiri oleh majelis yang punya adab, taat, pendidikan dan sebagainya.
Dalam Islam sudah diatur untuk memilih pemimpin harus Amanah, cerdas dan sebagainya. Surat al-Nisa` (4) ayat 58, ditegaskan bahwa seorang pemimpin harus Amanah dipercaya. Dalam masalah kepemimpinan, amanah adalah aspek yang tak tergantikan dan sangat penting. Pemimpin yang amanah akan membangun kepercayaan, meningkatkan kredibilitas, memberikan contoh yang baik, mencegah korupsi, dan mengoptimalkan kinerja tim atau organisasinya.
Ada puluhan juta pemilih yang patah hati kemarin karena sosok gagal memperoleh suara terbanyak. Sesuatu yang lumrah karena sudah menaruh harapan pada pilihannya namun gagal. Ada ajakan untuk tidak segenap jiwa fanatik pada capres, cawapres dan caleg. Jika gagal pendukung yang fanatik bisa sakit jiwa. Padahal mereka pendukung tidak mengeluarkan uang satu sen dalam kenduri demokrasi ini. Namun ikut marah-marah atau kesal kepada yang menang seolah-olah sudah menghabiskan ratusan juta hingga miliaran ikut pemilu.
Pemilu yang melibatkan ratusan juta peserta pasti ditemukan kecurangan. Ini terjadi di seluruh dunia dengan kadar yang berbeda. Pesta demokrasi ini adalah pertandingan. Ada yang menang dan kalah. Siap ke gedung dewan dan siap gagal.
Suka atau tidak, Ibu Pertiwi akan punya presiden dan wapres yang dilantik pada Oktober 2024 plus ribuan anggota dewan dan senator. Dalam kacamata Islam yang terpilih adalah takdir setelah berikhtiar mengumpulkan KTP, tiba-tiba ajak warga minum kopi , bagi oblong kampanye dan sebagainya.
Siapa pun yang terpilih pada dasarnya itu sudah takdir yang sudah tertulis sebelum manusia lahir. Lauhul Mahfudz. Sudah garis tangan. Ada garis tangan, ada buah tangan, dan tangan panjang.
Khalifah Umar bin Khatthab menyatakan takdir itu bukan ditunggu secara pasif tetapi harus diperjuangkan secara aktif. Kepada yang telah menerima Amanah, maka perjungan Amanah tersebut karena diminta pertanggungjawaban di hari pengadilan akhirat.
Pemilu untuk mencari pemimpin, bukan memburu musuh baru. Yang kalah menerima dengan lapang dada dan yang menang bersyukur karena ini menjadi jalan mulus ke surga atau neraka. [Murizal Hamzah]