Gema, edisi Jumat 13 Februari 2015
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang…” (QS. Ali Imran : 133 – 134).
Ayat tersebut, menjelaskan sekurangnya ada empat tanda bagi orang yang disebut memiliki ketakwaan. Pertama, orang-orang yang selalu menginfaqkan hartanya di saat lapang maupun sempit. Mereka tidak kikir untuk mengeluarkan sebagian kecil hartanya di jalan Allah karena ia menyadari bahwa dalam hartanya ada hak orang lain yang harus ditunaikan.
Kedua, orang-orang yang mampu mengendalikan amarahnya, sehingga dapat disebut memiliki kecerdasan emosional. Orang yang normal pasi memiliki sifat marah di saat tertentu karena sifat alamiah manusia. Islampun tidak melarang kita marah, yang dilarang adalah marah yang tidak terkendali atau emosi yang tanpa dapat dikontrol.
Ketiga, mudah memaafkan atau disebut memiliki kecerdasan sosial. Ia tidak arogan dan sombong kepada sesama. Dalam pergaulan sosial, akan ada orang sekitar yang perkataannya menyinggung perasaan, sikapnya tidak menyenangkan dan perbuatannya merugikan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar kita suka memaafkan mereka dengan tulus.
Keempat, apabila berbuat kesalahn dan dosa, mereka segera mengingat Allah, lalu meminta ampun atas kesalahan dan dosanya. Mereka memiliki kecerdasan spiritual. Dalam pandangan Islam, orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan. Orang yang bertakwa bukanlah orang yang sama sekali bebas dari perbuatan dosa. Tetapi segera meminta ampun dan bertobat. Mereka segera kembali ke jalan yang benar ketika melaksanakan maksiat yang menyebabkan dosa.