Gema JUMAT, 24 Juli 2015
oleh Fauziah Usman
Pribadi pribadi yang bertawa akan terlihat melalui tingkah laku keseharian dengan terus meningkatnya amal kebaikan pada bulan syawal dan seterusnya sampai berjumpa kembali pada ramadhan selanjutnya. Jika mendapat predikat taqwa, itulah yang disebut dengan orang-orang yang mendapat kemenangan.
JUTaaN jutaan umat Islam di dunia merasa sedih, karena Ramadhan telah berakhir, yakni bulan penuh rahmat dan keberkahan. Perasaan yang sangat manusiawi karena tahun depan belum tentu dapat berjumpa kembali. Walaupun mungkin hanya segelintir ummat Islam yang bisa merasakan nikmat dan berkahnya ramadhan yang menjadi anugerah bagi ummat manusia khususnya ummat Islam.
Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi bulan yang didalamnya diwajibkan kepada manusia yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Ramadhan juga menjadi universitas kehidupan untuk kita belajar selama sebulan penuh tentang kesabaran, keikhlasan, kesederhanaan dan kedermawan.
Puasa mendidik kita menjadi pribadi-pribadi yang sabar dalam menjalani kehidupan. Sabar dalam meninggalkan dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Ketika ada yang mengajak kepada hal yang tidak baik, dengan cara yang makruf akan kita tolak untuk mengikutinya. Karena dalam hati sudah tertanam niat yang kuat berpuasa. Mengajari juga arti kesabaran dalam melaksanakan ibadah. Baik yang wajib maupun yang sunnah. Semisal ketika siang hari saat bulan puasa sangat terik, tidak lansung berkeluh kesah tidak sanggup menahan panas, atau ketika melaksanakan shalat sunnah tarawih, jika imamnya terlalu panjang baca ayatnya tidak lantas menggurutu dalam hari. Dan juga tentunya harus sabar ketika ditimpa suatu musibah dalam kehidupan sehari-hari, jangan merasa bahwa kitalah orang yang paling menderita sedunia. Yakinlah bahwa Allah swt tidak akan menimpa suatu beban kepada seorang hamba kecuali hamba tersebut sanggup memikulnya.
Puasa juga menjadi pembelajaran agar menjadi pribadi yang ikhlas dan hidup dalam kesederhanaan. Ketika siang hari disaat sedang berpuasa akan merasakan lapar dan haus. Hal ini menjadi suatu pendidikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak selamanya akan kenyang. Dengan kata lain, ada saatnya kita senang dan saat tertentu menjadi susah. Ketika senang jangan lupa bahwa masih banyak orang diluar sana yang hidupnya serba kekurangan. Merasakan kekurangan yang dirasakan oleh orang lain akan melahirkan sikap keikhlasan dalam membantu hingga terbentuknya pribadi pribadi yang dermawan.
Jika orang orang beriman sanggup menjalani dan menerima dengan baik pembelajaran selama sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan melewati berbagai ujian dan ujian, maka akan lahirlah pribadi-pribadi yang bertaqwa. La’allakum Tattaqun. (Qs. AlBaqarah183). Pribadi pribadi yang bertawa akan terlihat melalui tingkah laku keseharian dengan terus meningkatnya amal kebaikan pada bulan syawal dan seterusnya sampai berjumpa kembali pada ramadhan selanjutnya. Jika mendapat predikat taqwa, itulah yang disebut dengan orang-orang yang mendapat kemenangan.
Akankan kita menjadi pribadi bertaqwa? Kembali keapada kita masing masing cara menjalaninya selama sebulan penuh bulan Ramadhan. Walaupun kita bersedih, ramadhan tetap berlalu. Namun ada satu cara agar kita terus bersamanya yaitu dengan “meramadhankan” bulan bulan selanjutnya (copas sebuah status medsos). Semoga kita semua mendapatkan predikat taqwa sehingga akan selalu berada dalam limpahan rahmat dan karunia Allah swt. Amin ya Rabb.
Penulis Guru MAN Model Banda Aceh