Perhelatan piala dunia (PD) 2022 di planet bumi belum berakhir. Tetapi banyak peristiwa istimewa yang hanya terjadi di Qatar dan akan selalu dikenang karena dianggap mengandung keindahan dan adab.
Bahwa Qatar sebagai negara muslim menerapkan beberapa peraturan bagi pesepakbola maupun para suporter selama berada di negara kerajaan berjuluk Singa Atlas tersebut tanpa alkohol, judi, seks dan LGBT.
Pengamat sepak bola dunia memberikan pandangan tentang nilai positif selama PD 2022 adalah minim terjadinya tindak kekerasan dan rasisme antar pendukung. Padahal lazimnya setiap laga sepak bola dengan para-pendukung di bawah pengaruh minuman keras, menjadi pemantik perkelahian dan kerusuhan masal.
Banyak suporter merasa aman dan nyamannya di negeri Islam itu. Hanya memerlukan waktu sebentar suporter non-muslim berinteraksi dan bersosialisasi dengan warga Qatar tetapi telah mengubah stigma Islam sebagai agama ekstrem.
Bahkan media melansir, banyak suporter akhirnya tertarik masuk Islam. Ada ungkapan yang sering didengar atas fenomena orang-orang banyak ikrar syahadat terjadi di Qatar, datang sebagai David – pulang sebagai Daud.
Suguhan tak terduga lainnya adalah, Maroko ternyata bisa melaju sampai semifinalis. Prestasi ini menjadikan Maroko sebagai negara Afrika dan negara-negara muslim pertama yang mencapai semi final dalam pesta bola sejagad. Sebelumnya mereka mengalahkan Belgia, Kanada serta menahan imbang Kroasia (0-0) hingga menjadi juara grup.
Mereka juga berhasil menyingkirkan Spanyol pada fase gugur. Dan Achraf Hakimi dkk mengalahkan Portugal pada perempat final. Sayangnya debut menuju final di Al Bayt Stadium Al Khor ini direbut Perancis yang unggul 2 : 0, pada Kamis (15/12) dini hari.
Padahal atraksi yang menjadi trending di berbagai media adalah beredarnya berbagai pose foto dan video singkat dengan adegan pemain-pemain Timnas Maroko berlari menghampiri ibunya lalu memeluk dan mencium setelah mencetak gol atau merayakan kemenangan bersama ibunya di pinggir lapangan. Maka kekuatan doa dan dukungan ibunda langsung di stadion menjadi satu faktor yang membuat Timnas Maroko tampil perkasa dan mengejutkan dunia.
Sedangkan di luar sana, pesepakbola akan membawa gadis model dan pacar sebagai dopping penyemangat dan pelampiasan kemenangan di dalam stadion, sedangkan ibunya dan keluarga menonton pertandingan itu di rumah melalui televisi.
Tentu pemandangan euforia merayakan gol dan kemenangan dengan sujud syukur akan berkurang maknanya walaupun Maroko, misalnya bisa mengalahkan Kroasia pada Sabtu (17/12) malam untuk perebutan peringkat ke-3 di antara empat tim terbaik di dunia. Sedangkan Prancis bentrok Argentina untuk mengangkat trofi, Ahad (18/12).
Maroko tidak juara, tetapi tetap sebagai pemenang di hati bagi banyak pecinta si kulit bundar. Kelak dari dari Qatar, pesebakbola dunia atau atelat Cabang olah raga lainnya juga akan memperagakan adegan indah, mereka tidak malu untuk membawa ibu dan keluarga. Ketika mencetak gol akan menghampiri ibu, mencium ibu, memeluk ibu dan bergembira bersama ayah.
Ternyata dakwah bisa juga diperlihatkan melalui lapangan hijau, bukan hanya dari mimbar ke mimbar. NA RIYA ISON