GEMA JUMAT, 1 FEBRUARI 2019
Sebagaimana tercatat dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Cerita ini didapat dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, suatu ketika Rasulullah menceritakan tentang tiga orang hamba yang terperangkap dalam gua, begini cerita lengkapnya sebagaimana di tuturkan oleh Rasululullah SAW:
“Dulu sebelum kamu ada 3 orang manusia yang berjalan-jalan kemudian mereka mendapati sebuah gua yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh, maka mereka pun singgah kedalamnya sekedar untuk beristirahat setelah jauh berjalan. Tapi kemudian tiba-tiba ada batu menggelinding dari atas bukit sehingga jatuh menutupi pintu gua sehingga mereka tidak dapat keluar.
“Coba
ingat-ingat amal baik kalian yang betul-betul tulus karena Allah, lalu
berdoalah lewat perantara amal tersebut. Semoga Allah memberi jalan keluar,” kata salah seorang dari mereka.
Sesaat kemudian temannya mengadu kepada Allah dan mulai menyebutkan amal
perbuatan baiknya.
“Ya Allah ya Tuhanku, aku mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia, juga
seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Aku menghidupi mereka
dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, aku pun segera
memerah susu dan aku dahulukan untuk kedua orang tuaku. Lalu aku berikan air
susu tersebut kepada kedua orang tuaku sebelum aku berikan kepada anak-anakku.
Pada suatu ketika, tempat penggembalaanku jauh, hingga aku pun baru pulang pada sore hari. Kemudian aku dapati kedua orang tuaku sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, aku segera memerah susu dan setelah itu aku membawanya ke kamar kedua orang tuaku. Aku berdiri di dekat keduanya serta tidak membangunkan mereka dari tidur.
Akan tetapi, aku juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anakku sebelum diminum oleh kedua orang tuaku, meskipun mereka, anak-anakku, telah berkerumun di telapak kakiku untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut aku dan anak-anakku jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar.
Ya Allah, jika Engkau tahu bahwasanya aku melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah suatu celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit!”
Doa tersebut terkabulkan. Allah subhanahu wa Ta’ala membuka celah lubang gua tersebut. Namun, satu pun dari mereka bertiga belum ada yang bisa keluar dari celah tersebut.
Salah seorang dari mereka berdiri sambil berkata, “Ya Allah ya Tuhanku, kepada putri pamanku aku pernah jatuh cinta layaknya seorang pria yang begitu menggebu-gebu menyukai wanita. Suatu ketika aku pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga aku dapat memberinya uang seratus dinar.
Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya aku pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika aku berada di antara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata; ‘Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.’ Lalu aku bangkit dan meninggalkannya.
Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwa aku melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami!”
Allah pun
membukakan sedikit celah lagi untuk mereka bertiga. Tapi lagi-lagi mereka masih
belum bisa keluar dari gua. Giliran seorang teman lagi yang berdiri lalu
memanjatkan doa:
“Ya Allah ya Tuhanku, dulu aku pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan
sawahku dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia
pun berkata, ‘Berikanlah hakku!’ Namun aku tidak dapat memberikan kepadanya
haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, aku pun menanami
sawahku sendiri hingga hasilnya dapat aku kumpulkan untuk membeli beberapa ekor
sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang
yang haknya dahulu tidak aku berikan datang kepadaku dan berkata; ‘Takutlah
kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zalim terhadap hak orang lain!’
Lalu aku berkata kepada orang tersebut, ‘Pergilah ke sapi-sapi dan para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu!’ Orang tersebut menjawab, ‘Takutlah kepada Allah dan jangan mengejekku!’
Kemudian aku katakan lagi kepadanya, ‘Sungguh aku tidak bermaksud mengejekmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu!’ Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah aku lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu gua yang belum terbuka!’
Akhirnya Allah pun membukakan sisanya hingga mereka dapat keluar dari dalam gua yang terhalang batu besar tersebut. itulah, amal-amal baik apa pun tentu tak berarti apa-apa kecuali tujuan pokoknya hanya untuk mencari ridha Allah. (Nelly/dbs)