Gema JUMAT, 03 JUNI 2016
Banda Aceh (Gema) – Hanya dalam hitungan hari, ummat Islam di berbagai belahan dunia termasuk Aceh, akan kedatangan suatu bulan istimewa yang sangat sangat dinanti-nantikan oleh orang beriman, yaitu bulan suci Ramadhan 1437 H.
Setelah sekian lama berpisah, kini Ramadhan kembali akan hadir di tengah tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala, serta sarana menjadi muttaqin.
Karenanya, sudah sepatutnya kita mempersiapkan diri agar bisa memanfaatkan segala keistimewaan tersebut, sehingga momen bulan suci ini tidak menjadi sia-sia, karena kelalaian kita akibat terlalu sibuk menghabiskan waktu untuk urusan dunia. Keistimewaan Ramadhan juga merupakan satu-satunya bulan yang disebutkan Allah dalam Alquran.
Demikian disampaikan Ir. H. Faizal Adriansyah MSi, mubaligh kondang di Banda Aceh saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) Rabu (1/6).
Faizal mengharapkan, jangan sampai kita yang masih diberi umur oleh Allah SWT, menyia-nyiakan kesempatan dan momentum bulan Ramadhan dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Sangat banyak orang yang sudah meninggal dunia, sekarang ini sangat menyesal di dalam kuburnya karena dulu waktu hidup tidak memanfaatkan bulan Ramadhan untuk meraih ampunan Allah. Sehingga sekarang mereka ingin kembali lagi ke dunia, tapi tak ada kesempatan lagi.
Kepala PKP2A IV Lembaga Administrasi Negara (LAN) Aceh ini menambahkan, secara garis besar, ada dua golongan utama manusia dalam menyongsong bulan Ramadhan, tergantung pada derajat keimanannya. Golongan pertama merasa gembira dan bersuka cita dengan kedatangan bulan mulia ini, bahkan jauh-jauh hari menanti dan merindukannya.
Golongan ini bahagia dengan kedatangan bulan Ramadhan karena hal-hal yang bersifat ukhrawi, seperti kenikmatan berpuasa dan melaksanakan amal ibadah, dilipangandakannya pahala kebaikan, dibukanya pintupintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka, syeitan terbelenggu, serta hadirnya lailatul qadar.
Inilah golongan orang-orang yang beriman, yang yakin akan keutamaan bulan Ramadhan, dan yakin dengan janji Allah SWT. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan selalu diikuti dan dilakukan oleh para sahabat dan salafus saleh.
Golongan kedua, yang merasa sengsara, risau dan resah dengan datangnya bulan Ramadhan. Puasa dianggap beban yang menyebabkan berkurangnya waktu untuk mencari dunia, melemahnya tenaga untuk bekerja, menurunnya omset bisnis, bertambahnya pengeluaran rumah tangga, naiknya harga-harga, dan lain sebagainya. Kedatangan Ramadhan juga menyebabkan orang yang kering imanya tidak bisa lagi bebas makan minum serta memperturutkan hawa nafsu duniawinya.
Golongan ini, walaupun berpuasa namun terpaksa, karena malu dengan lingkungannya. Puasanya hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, serta jauh dari keikhlasan. Puasa seperti itu adalah sia-sia, karena tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, selain lapar dan dahaga saja.nSayed Husen/KWPSI