Gema JUMAT, 12 Februari 2016
Oleh : Murizal Hamzah
Setahun sekali, Pemerintah Kota Banda Aceh dan kota lain mengeluarkan maklumat perihal valentina. Isinya singkat, Pemerintah melarang perayaan hari kasih sayang tersebut. alasannya, perayaan itu bertentangan dengan penerapan Syariat Islam. Kota lain yang mengeluarkan seruan larangan tertulis atau lisan kepada pelajar merayakan Hari Valentine yakni Tangerang, Makassar, Banjarmasin, Malang dan lain-lain. Kepala Dinas Pendidikan berdalil larangan itu karena perayaan Valentine tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Untuk itu, mereka meminta orang tua mengawasi putra-putrinya pada tanggal 14 Februari mendatang yang bertepatan pada hari Ahad.
Dibandingkan dengan kotakota yang mengeluarkan seruan larangan valentine, Banda Aceh dan Pasuruan yang larangan tersebut diteken oleh bupati atau wali kota. karena itu, kita memberikan apresiasi kepada Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal melarang perayaan hari Valentine, termasuk melalui media sosial, langkah yang diterapkan walaupun tidak ada tren perayaan hari kasih sayang di kota itu.
Larangan dan penolakan dengan tagar Valentine Bukan Untuk Kami ini disebarkan melalui Facebook, Twitter dan Instagram dalam satu minggu terakhir untuk apa yang disebutkan Illiza ‘menjaga akidah Islam’.
Namun sejumlah warga Banda Aceh menyatakan tidak ada kecenderungan meningkatnya perayaan hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahun di kalangan anak muda.
“Ini disampaikan ke generasi muda untuk menjaga akidah Islam. Islam itu agama kasih sayang dan tidak ada yang dikhususkan pada hari kasih sayang dan ini bukan budaya Islam. Jadi harus dicegah karena terkait perilaku anak muda,” kata Illiza kepada BBC Indonesia.
Illiza juga menyatakan langkah mengeluarkan tagar #ValentineBukanUntukKami ini karena pihaknya khawatir tren perayaan Valentine akan meningkat di kalangan anak muda.
“Banyak (yang melakukan perayaan), ada anak-anak muda, tempat-tempat usaha seperti mal, swalayan yang membuat tema Valentine,” kata Illiza.
Wali kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal (tengah) bersama anak-anak muda. Perayaan Valentine menurut Illiza melalui pesta-pesta atau pun secara tersembunyi. Namun sejumlah warga di Banda Aceh menyatakan tren perayaan Valentine ini tidak menonjol seperti perayaan hari keagamaan.