Peranan Ulama dalam Menjaga Akidah Umat

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Ada ulama yang secara sengaja

...

Ada ulama yang secara sengaja setor muka kepada penguasa. Akhirnya hal-hal yang telah baku dalam Islam pun dibuat keraguan dalam umat, dan dimentahkan kembali, sehingga aqidah umat ini belum sempurna dan tidak akan sempurna..?

Masak ada ulama yang selalu memojokkan Islam, memojokkan masjid, memojokkan anak-anak muda yang senang berbadah di masjid, memojokkan anak-anak muda yang senang membaca dan menghafal Alquran, memojokkan wanita-wanita yang sedang mengamalkan Islam melalui pakaiannya, melalui cadarnya, melalui ucapan kata-katanya..? 

 

Peranan Ulama dalam Menjaga Akidah Umat

Oleh: Drs H Daud Hasbi, M.Ag

Ketika Rasulullah Saw masih hidup, beliau lah yang pasang badan untuk membenahi dan menata aqidah umat serta merawatnya. Setela hijrah ke Madinah, beliau disibukan dengan berperang membela aqidah dan melawan musuh-musuh Allah. Dalam waktu yang sama juga beliau membangun persatuan, memantapkan pengamalan Islam dan menyemai benih-benih unggul untuk jadi pahlawan masa depan. Setelah Rasulullah wafat, tanggung jawab tentang keselamatan aqidah umat berpindah tangan kepada para ulama.

Pertahanan Aqidah

Pertahanan aqidah tidak bisa diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah dalam hal mengatur negara pun, masih ada peraturan-peraturan pemerintah yang bersinggungan dengan aqidah umat Islam, seperti permen Nadiem Makarim dan menag Yakult.

Pada saat seperti itu, ulama harus untuk meluruskan aqidah umat. Ulama Aceh  baik ulama kharismatik atau non kharismatik- harus turun ke wilayah-wilayah terpencil seperti ke Singkil, Subulussalam, Kuta Cane dan lain-lain untuk meliha perkembangan Islam di sana.

Info terakhir dari Singkil dan sekitarnya, bahwa pembangunan gereja di sana tumbuh sanga subur dan jumlahnya hampir tidak jauh berbeda dengan jumlah masjid, padahal umat Islam disana sangat mayoritas. Ulama harus bergerak cepat sebelum terlambat. Selain itu, ulama kharismatik harus bersinergi dengan ulama-ulama muda lainnya yang handal untuk sama-sama bertujuan dalam rangka pertahanan aqidah. Tidak saling menyalahkan terhadap persoalan-persoalan yang diluar aqidah seperti firu- fiqhiyyah-merupakan salah satu jalan menuju keselamatan aqidah umat.

Untuk saling menghormati antara sesama ulama pengemban Risalah Nabawiyah, diperlukan menyamakan persepsi. Salah satunya, adalah melalui memahami kembali perbedaan-perbedaan pendapat yang tertera dalam kitab-kitab kuning bermazhab Syafie, dimana didalamnya itu, penuh dengan bermacam-macam pendapat di masing-masing mereka, baik dalam kitab ianatut thaalibin, kita mahally, tuhfatu muhtaaj, nihayatul muhtaaj, atau kitab-kitab mazhab tidak pernah menghina.

Imam Syafie berguru kepada Imam Maliki. Beliau juga berguru kepada Asy-Sayabany mazhab Hanafi. Sedangkan Imam Hambali adalah muridanya Imam Syafie. Sebenarnya kita ini masih satu rumpun dalam 4 (empat) mazhab.

Allah SWT menyebutkan fungsi ulama sebagai obornya umat dalam firman-Nya :

Artinya :

Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun. (Q.S Fatir 28)

 

Sebagai pewaris Nabi, ulama harus aktif dan kreatif menjemput bola. Dalam kehidupan beragama, Ulama tidak boleh berpangku tangan, tidak hanya menunggu umat datang untuk minta fatwa kepadanya tentang problem umat, dan tidak hanya menunggu datang undangan dari pihak-pihak tertentu, tapi ulama seharusnya menjemput bola, memantau persoalan-persoalan umat di lapangan dan terus bergerak, jangan sampai “orang lain” mendahului kita.

Bila ulama sedikit terlambat dalam memantau dan kurang cepat  dalam bergerak, bisa-bisa agama ini akan dijarah oleh pihak-pihak yang ingin Islam ini musnah dari bumi. Seperti pertumbuhan gereja di Singkil yang sangat signifikan dan masa depan Islam di sana mulai dikhawatirkan.

Pergeseran Aqidah

Ada sejumlah bukti telah terjadinya pergeseran aqidah umat sekarang ini, antara lain :

Pertama, sejumlah Masjid-masjid menjadi kosong tidak ada jama’ah. Masjid-masjid dibangun hanya untuk kemegahan, bukan untuk kemakmuran. Padahal Allah dengan tegas berfirman:

Artinya :

Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. (Q.S At Taubah 18)

Kedua, maksiat telah merajalela dimana-mana mulai sabu-sabu, judi online, protitusi dan sejenisnya, jelas-jelas untuk menghancurkan aqidah dan moral umat.

Ketiga, pengaruh Negatif maksiat dalam agama. Maksiat semacam itu merupakan usaha untuk mengosongkan masjid, bermusuhan sesama, menciptakan usaha yang tidak halal untuk menafkahkan keluarga.

Artinya :

Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? … Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim. (QS. At Taubah 19)

Keempat, bertaburnya ulama jahat dan penjilat. Tidak sedikit dari ulama zaman sekarang yang salah satu sengaja, dalam menyampaikan dakwahnya, sehingga bisa menyesatkan umat, seperti yang sering kita lihat di youtube.

Ada ulama yang secara sengaja setor muka kepada penguasa. Akhirnya hal-hal yang telah baku dalam Islam pun dibuat keraguan dalam umat, dan dimentahkan kembali, sehingga aqidah umat ini belum sempurna dan tidak akan sempurna..?

Masak ada ulama yang selalu memojokkan Islam, memojokkan masjid, memojokkan anak-anak muda yang senang berbadah di masjid, memojokkan anak-anak muda yang senang membaca dan menghafal Alquran, memojokkan wanita-wanita yang sedang mengamalkan Islam melalui pakaiannya, melalui cadarnya, melalui ucapan kata-katanya..?

 

Khatib Ketua Persatuan Besar Persatuan Dayah Inshafuddin Aceh Periode 2010-Sekarang

Dialog

Pustaka Baiturrahman

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

copyright @acehmarket.id 

MRB Aceh

Media Humas dan Informasi
Mesjid Raya Banda Aceh

MRB Aceh merupakan media humas dan informasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman