Peran Ibu dalam Membangun Peradaban Islam

peran ibu

Tanggung jawab seorang ibu tidak terbatas pada mendidik anak-anaknya, tetapi juga mencakup peran strategis sebagai peletak dasar pembangunan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, peran seorang ibu dianggap sebagai madrasah utama dalam membangun peradaban Islam, yang dibangun berdasarkan Al-Quran dan sunnah....

Tanya Ustadz

Agenda MRB

Tanggung jawab seorang ibu tidak terbatas pada mendidik anak-anaknya, tetapi juga mencakup peran strategis sebagai peletak dasar pembangunan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, peran seorang ibu dianggap sebagai madrasah utama dalam membangun peradaban Islam, yang dibangun berdasarkan Al-Quran dan sunnah.

Beberapa peran strategis ibu yaitu, pendidik dalam keluarga, peletak dasar pembangunan masyarakat, dan pendukung pembangunan pendidikan. Peran ibu lainnya, menjaga keseimbangan antara karier dan keluarga, serta penggerak pengembangan nilai-nilai tauhid, sosial, dan kemanusiaan.

Peran ibu sebagai arsitek pembangunan peradaban Islam merupakan tanggung jawab mulia. Dengan peran ini,  seorang ibu tidak hanya berperan membimbing anak-anaknya dalam keluarga, namun sekaligus menyiapkan jalan menuju kebahagiaan abadi bagi dirinya, keluarga, dan umat.

Penceramah dan Imam Masjid Raya Baiturrahman Dr. H. Salman Al Hafidz, MA menjelaskan peran ibu dalam membangun peradaban dapat dilihat dari beberapa aspek.

Dimulai dengan peran Ibu  dalam membekali  diri dengan  banyak pengetahuan sebagai  bekal mendidik . Terutama yang sangat erat hubungannya dengan anak, karena dari merekalah anak itu akan tumbuh sesuai dengan didikan seorang ibu.

Jika anak di ibaratkan seperti kertas putih polos, maka peran seorang ibu untuk melukiskan masa depan anak, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak itu sendiri. Peran Ibu sebagai  guru terbaik bagi anak-anaknya. Ibu merupakan panutan bagi anak-anaknya, tentunya dengan bekal pengetahuan yang cukup, ibu akan menjadi pendidik bagi putra-putri mereka untuk menjadi manusia yang berguna di masa yang akan datang.

Begitupun dengan peran ibu di dalam keluarga, peran ini akan selalu dikenang oleh anak-anaknya selama hayat di kandung badan. Ibu sebagai perekat, penghangat dalam satu keluarga, akomodatif untuk seluruh kepentingan anak dan mengarahkan pada sesuatu yang positif. Peran ibu dalam sabar dan ketelatenan.  seorang ibu, menjadi sebuah pelajaran secara langsung dan nyata untuk  putra-putri mereka. Juga dengan peran ibu dalam kehidupan sosial dalam kondisi ibu aktif pada kegiatan sosial kemasyarakatan, memberikan andil bagi kemashlahatan Bersama

Dr Salman mengatakan, peran ibu sebagai aktor peradaban yang mewarisi ilmu, pendidikan, pengalaman dan harapan serta cita2 bagi anak2nya dalam menghadapi masa depan yang menantang. Ibu mengambil peran sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga, bertumpunya dinamika, bersatunya yang berserakan dan berpadunya semua kekuatan keluarga dalam membangun peradaban

 

Semenatara itu, Ketua Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Aceh. Dr Tgk H Abdul Gani Isa, SH M Ag memaparkan bahwa tinjauan dari aspek islam sudah diakui dan terbukti bahwa peran ibu sangat besar dalam melahirkan generasi bangsa. Al ummu madrasatun , Ibu merupakan sekolah pertama dalam mendidik anak, sekaligus membesarkannya menjadi generasi betkualitas dalam mengukir kemajuan dan peradaban bangsa.

Tak terbantahkan bahwa dalam 100 anak yang menjadi pemimpin/ pejabat, ilmuwan, pengusaha dan lainnya tidak terlepas dari kelembutan tangan dan kasih sayang seorang ibu, sehingga ada pepatah menyebutkan kasih ibu tidak bertepi kasih ayah sepanjang jalan. Ia mengutip sebuah syair yang indah menyebutkan pula: “Lawlaki ya ummi makana milady”, sekiranya bukan ibuku yang melahirkan aku, ya aku tak ada disini, “walawla fadhlun” , kalaulah bukan karena belaian kasih nya ibu saya tidak akan mulia seperti mulia hari ini.

Ya, fakta mengispirasi semua kita bahwa sudah terbukti banyak anak jadi pejabat, jadi ilmuan, jadi ulama, jadi pengusaha kaya raya tak bisa dipisahkan berkat didikan ibu dan ayah di rumah tangga. Sebut Isa.

Lebih lanjut, Isa menjelaskan perihal kapan seseorang mempersiapkan diri sebagai ibu tentu sangat beragam pandangan. Dimulai sejak seseorang akan memulai membina mahligai rumah tangga baik sebagai calon suami maupun calon isteri, bagi calon suami sudah pasti stresingnya pada aspek agama., “Karena agama itu akhlak, agama menjadi hidup terarah, Agama dekat dengan Allah Tuhannya, dengan agama juga tersekat dirinya untuk tidak melakukan perbuatan keji dan munkar , itu semua karena implementasi dari amalan shalat yang merupakan kebutuhan dan fardhu ain kesehariannya.  Sedangkan bagi calon isteri juga diharuskan selektif dalam mengiakan pasangannya lebih arif lagi antara lain yang menjadi idamannya adalah sosok pemuda ashabul kahfi yang istiqamah dengan akidah tauhid, pemuda yang rajin dan taat dalam ibadah, tidak terpengaruh dengan judi, narkoba dan bila perlu sama-sama tes urinnya, sehingga makna sakinah mawaddah warahmah in sya Allah benar benar terwujud dalam rumah tangganya.

Memang di era ini dibutuhkan pula ibu-ibu yang tangguh dan punya tanggung jawab dalam mendidik anak serta melayani suami. Sudah tentu pula beban psikologis akan lebih berat dihadapi oleh calon ibu sejak kehamilan, melahirkan menyusui dan seterusnya pendidikan, disini dituntut kesabaran yang tinggi seperti yang dicontohkan siti hajar dalam membesarkan ismail di tempat yang gersang tandus tanpa ada air dan juga tanpa ada komunitas manusia lain sekitarnya. Maka, menjadi ibu bukanlah peran main-main, harus dipersiapkan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendapatkan Ridha dan surga Allah SWT. Lizayana M Zain

Sumber: Tabloid Gema Baiturrahman

Dialog

Tafsir dan Hadist

Dinas Syariat Islam

Kebanyakan Orang Merugi

Gema JUMAT, 16 SEPTEMBER 2016 AL-QURAN sering menyebut istilah “kebanyakan” (misalnya, “…aktsaruhum la ya’qilun”) dengan menunjukkan kualitas mental yang buruk, mudah terpengaruh, tidak berpikir jernih, mudah lalai

Syahidnya Ulama Shalih An Nabulusi

Gema Jumat, 01 Januari 2016 IMAM ADZ DZAHABI menggelari Abu Bakr An Nabulusi sebagai “Al Imam Al Qudwah Asy Syahid”. Sedangkan Al Yafi’i menyatakan bahwa

Muhammad Ali

Gema JUMAT, 10 JUNI 2016 Oleh Murizal Hamzah Nama Cassius Marcellus Clay tidak dikenal di kalangan umat Islam. Sebaliknya begitu disebut nama Muhammad Ali, kita

Menuju Islam Khaffah

Tabloid Gema Baiturrahman

Alamat Redaksi:
Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru,
Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh – Indonesia
Kode Pos: 23241

Tabloid Gema Baiturrahman merupakan media komunitas yang diterbitkan oleh UPTD Mesjid Raya Baiturrahman

copyright @acehmarket.id 

Menuju Islam Kaffah

Selamat Datang di
MRB Baiturrahman