GEMA JUMAT, 5 APRIL 2019
Shalat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar seperti yang disebutkan dalam Surat Al-A’nkabut ayat 45. Orang yang disiplin melaksanakan shalat niscaya kehidupannya senantiasa dalam kebaikan.
Meskipun demikian, masih banyak yang bertanya mengapa masih ada orang yang berbuat kejahatan padahal dirinya rajin melaksanakan shalat. Dalam beberapa literatur dan tulisan dijelaskan, shalat pasti dapat mencegah seseorang dari berbuat maksiat.
Ketika melaksanakan shalat sepatutnya kita menghadirkan Allah. Shalat sendiri merupakan komunikasi dengan Sang Mahakuasa. Shalat yang baik adalah kita melaksanakan seolah-olah kita melihat Allah. Kalaupun kita tidak bias melihat-Nya, kita harus yakin bahwa Allah pasti melihat kita.
Shalat tersebut seyogianya dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan. Tata cara melaksanakan shalat juga perlu diperhatikan dengan agar sesuai ketentuannya. “Rukun dan syarat shalat harus kita penuhi dan berusaha khusyu’ dalam shalat,” terangnya. shalat memang kewajiban seorang muslim. Bagaimanapun kondisinya, ibadah satu ini tetap harus dilaksanakan. Bahkan, orang yang sakit parah, kalau kondisi fisiknya tidak memungkinkan shalat, maka dapat mengisyaratkannya dengan hati.
Sebagai seorang muslim, makna shalat perlu dipahami lebih mendalam. Shalat jangan dijadikan sebagai kewajiban belaka, melainkan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi. Orang yang demikian, selalu merasa ada yang kurang saat melakukan kegiatan apabila belum melaksanakan shalat.
Shalat dapat memberi bimbingan spiritualitas seseorang sehingga terhindar dari keinginan berbuat kejahatan. “Shalat dapat memberi nilai control.
Seluruh komponen dalam shalat seperti niat, bacaan, beserta gerakan-gerakannya memiliki filosofi bagi kehidupan manusia. Niat pada awal melaksanakan shalat harus dilandasi dengan keikhlasan. Shalat itu dilaksanakan tanpa tujuan memamerkan kepada orang lain. Dengan demikian maka apapun ibadah kita selama itu ikhlas dilaksanakan senantiasa dibalas Allah.